Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencarian dana di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berlanjut. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 22 perusahaan tercatat yang akan melakukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna memperkirakan, dana yang akan diperoleh dari gelaran rights issue sebesar Rp 19,1 triliun.
Ia memaparkan, jumlah perusahaan yang berencana melakukan rights issue didominasi oleh sektor keuangan, yakni sebanyak 7 perusahaan.
Selanjutnya, sebanyak 3 perusahaan masing-masing berasal dari sektor barang konsumsi siklikal dan barang konsumsi non siklikal. Sebanyak 2 perusahaan berasal dari sektor transportasi dan logistik serta energi.
Baca Juga: Sukses Laksanakan Right Issue, Pan Brothers Berhasil Kumpulkan Rp 750,18 Miliar
Sisanya, yakni masing-masing 1 perusahaan berasal dari sektor industri, sektor Kesehatan, sektor properti dan real estate, sektor bahan material dasar, dan satu perusahaan di sektor energi.
Kontan.co.id mencatat, sejumlah emiten yang tengah menggelar rights issue adalah PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), dan PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR).
Dalam aksi korporasi ini, NOBU akan menawarkan sebanyak 681.819.174 saham atau setara 12,90% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Nilai nomialnya sebesar Rp 100 dengan harga pelaksanaan Rp 592 per saham.
Lalu BKSW menawarkan 14.721.515.640 saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham, kemudian AGRS akan menerbitkan maksimum 13.814.688.390 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Selanjutnya PANR akan menawarkan 600.000.000 saham atau 50% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan, momentum pencarian dana melalui rights issue di awal tahun ini dinilai tepat. Apalagi mengingat suku bunga acuan yang naik yang bisa menjadi batu sandungan bagi emiten untuk mencari pendanaan.
Baca Juga: Emiten Terus Berburu Dana Rights Issue
Jono menilai, berdasarkan rencana penggunaan dana rights issue cukup menarik karena mayoritas akan menggunakannya sebagai penguatan modal kerja.
"Tujuan penggunaan dana untuk modal kerja merupakan hal yang baik sehingga investor bisa lebih mencermati aksi korporasi tersebut," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).
Namun, ia juga menyarankan investor memperhatikan beberapa faktor lainnya. Salah satunya kesiapan standby buyer pada aksi korporasi tersebut.
Ia menilai, umumnya rights issue menjadi salah satu katalis yang dapat mendorong harga saham naik. Terlebih jika sektor emiten tersebut sedang menjadi perhatian pelaku pasar. Oleh sebab itu, ia menilai emiten yang menarik diperhatikan adalah PANR.
"Mengingat industri pariwisata yang mulai pulih," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News