kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,53   -6,82   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah emiten akan rights issue, berikut rekomendasi analis


Senin, 13 April 2020 / 23:52 WIB
Sejumlah emiten akan rights issue, berikut rekomendasi analis
ILUSTRASI. Empat emiten akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesen efek terlebih dahulu.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam waktu dekat ini, empat emiten akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesen efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Mereka adalah PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS),  PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, rights issue AGRS dan FAST tergolong menarik. Alasannya, harga saham AGRS saat ini cukup murah dan manajemen mematok harga tebus di atas harga pasar.

"Sudah murah karena harga saham sudah berada di bawah nilai bukunya. Hal tersebut tentunya memberikan dampak psikologis pada pasar dengan memanfaatkan gap," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (13/4).

Baca Juga: IHSG merosot, empat emiten tetap menggelar rights issue

Meskipun begitu, Okie mengimbau investor untuk mencermati kinerja Bank IBK Indonesia dalam lima tahun terakhir. Terlebih lagi, operasional bisnis perusahaan ini selama tahun terakhir belum efisien sehingga membukukan kerugian.

"Tentunya investor perlu mencermati strategi dari manajemen dalam melakukan ekspansi. Jika ada kenaikan harga akibat rights issue ini, saya melihat sifatnya hanya sementara. Kecuali, apabila AGRS mampu membalikkan posisi kinerja pada 2019 dan 2020," ucap dia.

Sementara itu, untuk FAST, Okie berpendapat saham ini punya pertumbuhan yang cukup menarik karena mampu memberikan return of investment (ROI) 12,54%. Jumlah ini berada di atas rata-rata industri.

"Jika mengacu pada pertumbuhan lima tahun terakhir memang agak melambat, namun saya melihat hal ini disebabkan adanya pemain baru pada bisnis sejenis," tutur dia. Oleh karena itu, inovasi produk maupun strategi penjualan menjadi kunci pertumbuhan penjualan tiap cabang pada ekspansi mendatang.

Baca Juga: Empat bank dikabarkan dalam pengawasan intensif, ini respon OJK

Melihat hal tersebut, Okie lebih merekomendasikan investor untuk mengambil rights issue FAST dengan strategi investasi jangka panjang. Mengingat kondisi saat ini, dia tetap lebih menyarankan investor untuk berinvestasi jangka pendek demi memanfaatkan volatilitas.

Bernada serupa, Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga melihat prospek bisnis Fast Food Indonesia lebih menarik. Menurut dia, perusahaan ini tergolong sudah matang. "Dana hasil rights issue yang digunakan untuk renovasi gerai dapat meningkatkan pelayanan konsumen. Ini termasuk dalam inovasi produk dan jasa," kata William.

Dia merekomendasikan investor yang sudah punya ataupun belum punya saham FAST untuk mengeksekusi rights issue ini. William memprediksi, saham FAST sudah mulai berada dalam tren kenaikan dengan target harga Rp 1.250 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×