kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bursa Asia dtutup menguat di tengah penurunan data ekonomi China


Selasa, 31 Agustus 2021 / 19:02 WIB
Sejumlah bursa Asia dtutup menguat di tengah penurunan data ekonomi China
ILUSTRASI. Investor tidak memberi reaksi berlebihan terhadap data sektor manufaktur China.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pasar saham di regional Asia ditutup mixed cenderung menguat. Indeks Nikkei 225 ditutup menguat 1,08%, Indeks Hang Seng ditutup menguat 1,33%, dan Indeks Shanghai Composite menguat 0,45%.  Sementara itu, Indeks Strait Times melemah 0,56%.

Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,09% ke level 6.150,30. IHSG berhasil menguat di akhir perdagangan setelah bergerak di zona merah sepanjang perdagangan.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, investor tidak memberi reaksi berlebihan terhadap data sektor manufaktur China yang tumbuh lebih lambat dari bulan sebelumnya.

Baca Juga: IHSG menguat 1,32% sepanjang Agustus, saham big caps jadi movers bulan ini

Data resmi Manufacturing  Purchasing Managers’ Index (PMI) China yang dirilis oleh National Bureau of Statistics (NBS) turun ke level 50,1 di bulan Agustus, dari level 50,4 pada bulan Juli 2021. Penurunan ini seiring dengan permintaan yang turun tajam. Hal ini terlihat dari kontraksi pada sub indeks pesanan baru dan sub indeks pesanan ekspor baru.

Penurunan Manufacturing PMI juga dipengaruhi oleh peningkatan kasus penularan virus covid-19 yang memicu penutupan Terminal Meishan di Pelabuhan Ningbo selama dua pekan dan baru beroperasi kembali pada akhir bulan Agustus.

Selain itu, muncul juga sinyal yang mengkhawatirkan berkaitan dengan pemulihan konsumsi domestik China dengan data PMI sektor jasa yang jatuh ke level 47,5 di bulan Agustus, dari level 53,3 pada bulan Juli. Ini adalah kontraksi tajam pertama yang dialami oleh PMI sektor jasa sejak puncak pandemi terjadi di China bulan Februari 2020.

Baca Juga: Catat jadwal pembagian dividen London Sumatra (LSIP)

Data resmi composite PMI, yang terdiri dari data manufacturing PMI dan services PMI juga turun ke level 48,9 dari level 52,4 pada bulan Juli.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah turun. Harga minyak tertekan oleh kekhawatiran gangguan listrik dan banjir di negara bagian Lousiana, Amerika Serikat (AS) pasca-badai Ida akan memangkas permintaan dari perusahaan kilang minyak.

Penurunan harga minyak dibatasi oleh antisipasi pertemuan OPEC+ pekan ini yang berencana menaikkan produksi. Investor menilai, kelangkaan pasokan (supply shock) dalam jangka pendek dapat ditutupi oleh tambahan pasokan dari OPEC+. Dalam jangka panjang, penambahan pasokan minyak oleh OPEC+ dapat menyebabkan harga minyak melemah. 

Baca Juga: Rupiah diperkirakan masih akan menguat di perdagangan Rabu (1/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×