Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
Panin Sekuritas melihat rencana IPO MBM tersebut dapat menopang kebutuhan modal (capex) yang mayoritas digunakan untuk pembangunan HPAL. Selain itu, dana yang bakal dihimpun MBM bisa membantu MDKA untuk memfokuskan pada proyek lainnya.
Menurut Cheril, prospek bisnis anak usaha MDKA terkait baterai dan mineral itu sangat menarik. Apalagi perekonomian China sudah semakin meluas sehingga permintaan akan tinggi.
"Seiring perkembangan kendaraan listrik permintaan baterai dan perlengkapannya tentu akan meningkat," imbuh Cheril kepada Kontan.co.id, Senin (13/2).
Menurut Andreas, langkah bergabungnya MBM di pasar modal tersebut akan memberi manfaat yang baik untuk MDKA ataupun MBM sendiri.
Bagi MBM, potensi IPO akan menghasilkan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan aset dan memungkinkan penggalangan dana yang lebih mudah di masa depan. Sementara, bagi MDKA langkah IPO akan membuka valuasi MBM serta membawa lebih banyak arus kas dari pengembangan MBM di masa depan. Pada akhirnya, kas segar akan mengalir ke MDKA.
Baca Juga: Laba Unilever Indonesia (UNVR) Tergerus pada 2022, Berikut Rekomendasi Analis
Andreas mencermati bisnis nikel MDKA akan terserap dengan baik karena pemulihan permintaan nikel dari China. Selain pelonggaran kebijakan covid-19, China juga terus memberikan dukungan kuat kepada sektor real estate-nya.
Marjin untuk smelter nikel pada tahun 2023 juga diperkirakan lebih tinggi karena harga batu bara diperkirakan turun. Sekedar informasi, harga bahan bakar Fas (seperti batu bara dan solar) mencapai 30-40% bagi biaya smelter.
Harga batu bara diproyeksikan sebesar US$ 280 per ton atau lebih rendah 22% dibandingkan rata-rata US$ 360 per ton pada tahun 2022.
Adapun, Andreas mempertahankan buy untuk MDKA dengan target harga sebesar Rp 6.550 per saham. Felix menyarankan buy MDKA dengan target harga di level Rp 5.500 per saham. Setali tiga uang, Cheril merekomendasikan buy saham MDKA namun dengan target harga di Rp 5.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News