Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
Manajemen MYOR menyatakan, jika harga komoditas terus bertahan di level saat ini, seharusnya bisa mencatatkan margin kotor sebesar 25%-27% pada tahun 2024.
Kinerja MYOR juga akan didukung oleh perluasan pasar ekspor melalui produk baru dan tenaga penjualan yang lebih besar. MYOR memutuskan untuk memperluas tenaga penjualannya di pasar ekspor dan memperkenalkan produk baru di beberapa pasar ekspornya.
MYOR membuka kantor pemasaran dan merekrut staf baru di India, Nigeria, dan Timur Tengah. Perusahaan juga telah memperkenalkan Butter Cookies Danisa di pasar Jepang dan Singapura.
Sepanjang tahun ini, penjualan di China dan Vietnam stagnan, sementara penjualan di Thailand, Malaysia dan Filipina sedang berkembang. China, Vietnam, Malaysia, dan Filipina menjadi lima besar negara tujuan ekspor MYOR.
Seiring dengan pemulihan penjualan, perluasan pasar ekspor, pengenalan produk baru, dan perluasan margin, Steven memperkirakan MYOR dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih 36,7% YoY pada 2023. Alhasil, laba bersih MYOR diperkirakan dapat mencapai Rp 2,65 triliun hingga akhir 2023, dari Rp 1,94 triliun pada 2022.
Pada semester 1 2023, laba bersih MYOR tercatat sebesar Rp 1,22 triliun, melesat 86,59% yoy dari tahun 2022 yang hanya Rp 653,23 miliar.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan beli saham MYOR dengan target harga berbeda-beda. Phillip Sekuritas menetapkan target harga Rp 3.200 per saham, Ciptadana Sekuritas Rp 3.400, dan UOB Kay Hian Sekuritas Rp 3.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News