Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sederet sentimen negatif menjegal AUD di hadapan USD. Di saat yang sama, laju the greenback sedang bangkit dari pelemahan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (18/4) pukul 19.05 WIB, pairing AUD/USD terkikis 0,55% ke level 0,7547 dibanding sehari sebelumnya.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures mengatakan, dalam notulensi rapat bulan April, para pejabat RBA mengkhawatirkan apresiasi mata uang serta lambatnya kenaikan inflasi.
Tak hanya itu, para pejabat RBA juga mencemaskan rendahnya tingkat konsumsi dan angka tenaga kerja. "Pandangan yang cenderung bernada dovish ini memberi sentimen negatif mata uang AUD," tuturnya.
Di saat yang sama, AUD turut tertekan oleh kejatuhan harga bijih besi yang menjadi andalan ekspor utama Australia. "Harga bijih besi jatuh ke level terendah dalam lima bulan. Sedangkan ekspor bijih besi Australia selama April turun hingga 15%," lanjut Nizar.
Dengan sederet sentimen negatif, pergerakan AUD tersungkur di hadapan the greenback. Apalagi USD kembali menguat setelah Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mencoba meluruskan pernyataan Presiden Donald Trump terkait penguatan dollar AS.
Mnuchin menyatakan jika penguatan USD akan berdampak positif dalam jangka panjang meski mengancam ekspor di jangka pendek.
"Tekanan AUD sepertinya belum selesai karena RBA masih cenderung mempertahankan kebijakan longgar. Apalagi jika harga bijih besi masih turun," lanjut Nizar.
Nizar pun memperkirakan AUD/USD memiliki peluang melanjutkan pelemahan. Sejumlah data ekonomi AS yang dirilis Selasa malam (18/4) akan menjadi sentimen utama penggerak AUD/USD. Data tersebut antara lain izin pembangunan, angka perumahan hingga produksi sektor industri bulan Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
