kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sederet Saham Merdeka dari Level Gocap Selama Agustus, Masih Layak Dilirik?


Jumat, 02 September 2022 / 19:24 WIB
Sederet Saham Merdeka dari Level Gocap Selama Agustus, Masih Layak Dilirik?
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan dinding dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berhasil merdeka dari status saham gocap pada bulan Agustus lalu. Ada yang harga sahamnya melesat tajam, ada juga yang kenaikannya masih terbatas di atas level Rp 50-an.

Tengok saja saja induk usaha Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang sejak 9 Agustus 2022 merdeka dari harga Rp 50. Dalam sebulan, BNBR menguat 38% ke harga Rp 69.

Saham PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) bergerak lebih ngebut. CARS baru lepas dari status saham gocap pada 23 Agustus. Tapi sahamnya sudah melesat ke harga Rp 82. Pada Jum'at (2/9) saham CARS menguat 9,33%.

PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA), PT Sentul City Tbk (BKSL), PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (BAUT) juga tak tersangkut lagi di harga Rp 50. Meski, gerak keempatnya masih fluktuatif dan naik terbatas. 

Baca Juga: BUMI Berhasil Raih Untung Besar, Apakah Sahamnya Layak Beli?

Hingga Jum'at ini, PURA, PPRO dan BAUT sama-sama terpaut di harga Rp 52. Tak jauh beda, harga saham BKSL berada di level Rp 53.

Selain mantan saham gocap di atas, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) juga melesat dari area Rp 50 pada Agustus lalu. Dalam bulanan, saham OKAS meroket 95,24% ke harga Rp 164. Hari ini OKAS menguat 5,81%.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat setidaknya ada tiga faktor yang mendorong gerak saham gocap tersebut. Meliputi pertumbuhan kinerja sepanjang semester pertama, aksi korporasi dan arah ekspansi perusahaan, serta prospek bisnis di sektornya.

Sebagai gambaran, OKAS mencatatkan kenaikan penjualan neto 50,28% menjadi US$ 70,86 juta. Emiten yang bergerak di bisnis bahan peledak komersial ini mampu membalikkan rugi US$ 3,40 juta menjadi laba bersih US$ 2,70 juta.

Nasib sama dialami oleh CARS yang bisa membalikkan rugi bersih Rp 105,30 miliar menjadi laba bersih Rp 52,46 miliar. Sedangkan BNBR menjalankan program sustainable business dengan berekspansi ke kendaraan listrik.

"Selain mencatatkan pertumbuhan, berbagai sentimen mencakup aksi korporasi atau proyeksi kinerja ke depan yang menjadi alasan pelaku pasar melakukan akumulasi," ujar Ivan saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (2/9).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, di samping fundamental dan prospek bisnis ke depan, rumor yang beredar di pasar juga menjadi penggerak harga saham.

Catatan Nico, cepat atau lambat harga saham akan mengikuti fundamental perusahaan. "Pelaku pasar dan investor bisa mengamati terlebih dulu fundamental dari saham tersebut, setelah itu baru bisa mengukur potensi valuasinya ke depan," imbuh Nico.

Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo memperkirakan saham-saham gocap yang sudah terbang sejak Agustus itu masih punya peluang melanjutkan kenaikan. Hanya saja, perlu berhati-hati karena volatilitasnya masih tinggi.

Baca Juga: Sejumlah Saham Ini Jadi Penggerak IHSG pada Bulan Lalu, Simak Rekomendasi Sahamnya

Saran William, pelaku pasar bisa cicil atau entry buy secara bertahap sambil wait and see sambil mencermati sentimen sektoral dan kinerja pada periode berikutnya. 

"Juga menganalisa pergerakan harga selanjutnya, mengingat kenaikan IHSG juga sudah cukup terbatas dan rawan koreksi," imbuh William.

Rekomendasi William, saham CARS masih layak dilirik dengan mengamati support Rp 75 dan resistance pada Rp 90. Kemudian PPRO memperhatikan support Rp 51 dan resistance di Rp 57.

Senada, Ivan juga mengingatkan saham-saham yang sudah naik agresif cenderung high volatility karena posisi jangka pendek yang dilakukan oleh trader

"Namun jika kinerja emiten tetap stabil, investor akan lebih tertarik sehingga kenaikan harga dapat lebih bertahan lama," terang Ivan.

Pelaku pasar bisa trading buy dengan melakukan pembatasan sebagai antisipasi risiko yang lebih besar pada saham-saham yang baru bangkit dari level Rp 50. Saham yang bisa dipilih adalah CARS, OKAS, dan PURA.

Sedangkan untuk saham BNBR, Ivan memperkirakan dalam jangka pendek ada potensi konsolidasi. Harga Rp 60 bisa dicermati sebagai area support. Kemudian ada peluang melanjutkan kenaikan menuju target Rp 93, jika masih bertahan di atas support.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×