kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sederet Saham Emiten Konsumer Masih Tertekan, Apa Penyebabnya?


Senin, 04 April 2022 / 17:05 WIB
Sederet Saham Emiten Konsumer Masih Tertekan, Apa Penyebabnya?
ILUSTRASI. Konsumen memilih bumbu masak siap saji cap Bango di sebuah toko swalayan di Bekasi, Selasa (2/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/07/2019


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten penghuni Indeks LQ45 yang bergerak di sektor barang konsumsi masih cenderung tertekan. Hal ini berbanding terbalik dengan saham-saham perbankan dan pertambangan LQ45 yang cenderung naik sejak awal tahun.

Ambil contoh saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang sejak awal tahun terkoreksi 13,22%. Induk usaha ICBP, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga masih terkoreksi 3,56% sejak awal tahun.

Saham barang konsumsi lain seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga terkoreksi 13,14% secara year-to-date (ytd). Lantas, apa penyebab saham barang konsumsi masih loyo?

Investment Specialist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rifqi Ramadhan menilai, secara garis besar penyebab kontraksi pada saham-saham berbasis consumer staples/ non-siklikal adalah masuknya emiten ke dalam fase mature business, dengan pertumbuhan bisnis yang relatif kecil atau bahkan bisa menurun.

Baca Juga: Saham-Saham Penghuni LQ45 Terbang Tinggi, Bagaimana Valuasi dan Rekomendasi?

Dari faktor eksternal, pelaku pasar pada kuartal kemarin memang masih terfokus pada perusahaan bank dan komoditas yang terdampak adanya sentimen seperti booming komoditas.

Ditambah, kenaikan harga bahan mentah (raw material) yang mampu menurunkan margin pada kuartal pertama 2022 juga menjadi sentimen pemberat.

“Kami memang memberikan rating hold untuk sektor non-siklikal. Kendati demikian, pelaku pasar juga bisa mengambil momentum Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, mengingat pada masa ini daya beli masyarakat terutama untuk produk kebutuhan pokok bisa lebih tinggi,” terang Rifqi kepada Kontan.co.id, Senin (4/4).

Ditambah per April 2022, pemerintah berencana untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng cair dengan target sebanyak 23 juta orang. Diharapkan, bantuan sosial ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan daya beli masyarakat pada periode Ramadan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×