Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Saving Bond Ritel seri SBR011 ditutup hari ini. Merujuk laman salah satu mitra distribusi, hingga akhir masa penawaran, pemesanan SBR011 mencapai lebih dari Rp 13,9 triliun.
Penjualan SBR011 mencapai 92,98% dari kuota yang disediakan oleh sistem e-SBN sebesar Rp 15 triliun. Nilai pemesanan SBR011 melampaui rekor tertinggi penjualan SBN Ritel non-tradable (tidak bisa diperdagangkan) sebelumnya yakni SBR010 yang senilai Rp 7,5 triliun.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, penjual SBR011 memecahkan rekor penjualan SBN ritel non-tradable baik dari sisi nominal maupun jumlah investor. Deni mengatakan untuk kepastian angka final penjualan SBR011, menunggu proses penetapan pada hari Senin, 20 Juni 2022.
"Hal ini menunjukkan literasi dan minat yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap SBN ritel sebagai salah satu opsi investasi yang aman dan menguntungkan, sekaligus berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan melalui APBN," ucap Deni kepada Kontan.co.id, Kamis (16/6).
Baca Juga: Pemerintah Akan Melelang 7 Seri SUN pada 21 Juni Dengan Target Rp 20 Triliun
Senada, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengatakan penjualan SBR011 di BCA hampir mencapai Rp 4,1 triliun dengan 61% transaksi pemesanan dilakukan melalui aplikasi Welma dan yang melakukan pembelian mulai dari kalangan millenial hingga Ibu rumah tangga.
"Dilihat pembeli SBR011 di BCA mencakup seluruh profesi mulai dari pegawai, wiraswasta, hingga pelajar dan ibu rumah tangga. Kami melihat SBR011 juga banyak diminati oleh kalangan milenial dan secara geografis melingkupi hampir sebagian besar wilayah di Indonesia," ucap Hera.
Hera mencermati bahwa tren penjualan SBR011 cukup positif bagi investor. SBR011 menawarkan kupon floating with floor dengan acuan BI 7DRR Rate plus 200 basis points. Pada tiga bulan pertama, besaran kupon SBR011 sebesar 5,50%.
Baca Juga: Penjualan SBR011 Mencapai Rp 13,94 Triliun
"Semakin suku bunga naik, investor makin diuntungkan karena kupon akan bergerak naik. Kalau suku bunga turun secara signifikan, nasabah tetap akan mendapatkan kupon minimal 5,5%," ujar Hera.
Deni mengatakan SBR011 yang memiliki kupon 5,50% bersifat floating with floor, akan melindungi investor SBR011 dari risiko market yang akhir-akhir ini cukup volatile. Setiap tiga bulan akan dilakukan penyesuaian tingkat kupon berdasarkan BI rate yang berlaku.
"SBR011 juga memiliki fitur early redemption, yang dapat dicairkan kepemilikan SBR011 maksimal 50% setelah 1 tahun dimiliki," ucap Deni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
