Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Desmon juga tidak terlalu mempermasalahkan potensi volume penjualan SBR008 ketika kupon minimum obligasi ini mengalami penurunan. Pasalnya, pemerintah dianggap lebih memprioritaskan pendalaman pasar obligasi dalam negeri ketimbang meraup dana yang besar dari SBN ritel.
“Sumber dana utama pemerintah untuk penerbitan obligasi masih berasal dari investor institusi,” kata dia.
Kunci kesuksesan penjualan SBN ritel dapat diukur dari banyaknya investor usia muda yang melakukan pemesanan serta rendahnya rata-rata nilai volume pemesanan.
Baca Juga: Sejumlah bank pangkas bunga deposito pasca penurunan BI rate
Jika mengacu pada penawaran ST005 lalu, upaya pemerintah dalam memperdalam pasar sejauh ini berhasil. Kala itu, jumlah investor milenial yang melakukan pemesanan mencapai 5.393 investor atau 53,77% dari total investor.
Begitu pula dengan rata-rata volume pemesanan ST005 yang saat itu mencapai Rp 196 juta atau merupakan keritelan terbaik sepanjang penerbitan SBN ritel.
“Tujuan penerbitan SBR008 dan seri SBN ritel lainnya lebih kepada memperkenalkan instrumen obligasi kepada masyarakat secara luas,” terang Desmon.
Baca Juga: Minat turun, rata-rata penjualan ST005 per investor makin merata
Sekadar mengingatkan, pemerintah akan mengumumkan secara resmi kupon minimum SBR008 pada Selasa (3/8) besok. Instrumen ini akan ditawarkan mulai tanggal 5 sampai 19 September mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News