Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di sisi lain, gap antara potensi kebutuhan NPK non-subsudi dan penggunaan NPK non-subsidi masih cukup besar. Sehingga memberikan peluang tersendiri bagi SAMF untuk terus meningkatkan produksi dan juga penjualan pupuk NPK non-subsidi.
SAMF pun tak menjalankan strategi yang muluk-muluk untuk menggenjot kinerja di tahun ini. Dadang bilang, SAMF akan terus membuka diri untuk pasar-pasar atau peluang baru dengan tetap mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan-pelanggan mereka yang telah ada.
Sebagai informasi, SAMF telah memiliki sejumlah portofolio produk dengan beberapa brand, seperti Palmo, Pupindo, Fertindo, dan Phonika yang merupakan brand best seller yang sebagian besarnya ditujukan untuk perkebunan kelapa sawit.
Selain komoditas kelapa sawit, SAMF juga menyediakan kebutuhan pupuk untuk tanaman-tanaman lainnya, seperti brand Halei untuk tebu, Koka untuk kopi dan kakao, Pukalet khusus untuk tanaman karet, Cornalet pupuk yang diproduksi untuk komoditas jagung, serta Planta Plus yang diproduksi spesifik untuk tanaman kehutanan atau tanaman keras seperti perkayuan.
Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) catat kinerja apik pada kuartal I, ini pendorongnya
Meskipun cukup agresif dalam menggaet target bisnis di tahun ini, SAMF tetap mempersiapkan segala kemungkinan risiko bisnis yang bisa saja terjadi di kemudian hari. Seperti misalnya dengan melakukan mitigasi risiko, meningkatkan efisiensi serta efektivitas sertiap pengularan, serta tetap konservatif dan berhati-hati dalam setiap eksekusi strategi atau program kerja.
Melansir laporan keuangan perseroan, SAMF berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 14,03% dari sebelumnya Rp 260,22 miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 296,72 miliar di akhir Maret lalu.
Selanjutnya: Kontrak baru Logindo Samudramakmur (LEAD) capai US$ 8,6 juta di semester I2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
