Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjerembab 1,58% di akhir penutupan sesi I, Senin (23/7). Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebanyak Rp 166 miliar.
Analis Askap Futures Suluh Adil Wicaksono menilai, surutnya kinerja pagi ini disebabkan laporan pertumbuhan China yang melambat di kuartal ketiga nanti. "Prediksi pelemahan ekonomi China di kuartal ketiga serta merta membuat saham-saham di bursa regional seperti terjun bebas," kata Suluh kepada KONTAN, Senin (23/7).
Suluh memperkirakan, sektor pertambangan akan terus terkoreksi di sesi kedua nanti. Bahkan dia melihat peluang IHSG terjun ke bawah 4.000, jika level 4.010 sudah bisa ditembus.
Menurut dia di sesi kedua, IHSG kemungkinan bergerak di kisaran 3.995-4.055. Suluh menyarankan investor untuk ambil aksi tahan (hold), jangan jual ataupun beli.
"Pemodal sebaiknya tahan beli sampai besok. Jika nanti bursa global masih negatif, arus kelanjutan kejatuhan bakal sulit dibendung," ujarnya.
Di sesi kedua nanti, level 4.000 menjadi support terkuat IHSG. "Jika level ini ditembus maka manfaatkan momen ini untuk buy on weakness. Namun jika level 4.000 belum tertembus sebaiknya tahan dulu," sarannya.
Sementara Bertoni Rio, Analis Anugerah Securindo Indah, bilang anjloknya kinerja bursa regional dan IHSG seiring kecemasan investor terhadap krisis utang di kawasan Uni Eropa. Investor khawatir menyaksikan risiko yang naik seiring kenaikan yield obligasi Spanyol pada tenor jangka panjang yang melewati batas kewajaran di level 7,3%.
Ia berkata, support pertama IHSG di 4.050 sudah terlewati dan kini IHSG mendekati support kedua di 4.015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News