kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

SAN Finance dan Sarana Multigriya menerbitkan MTN


Kamis, 17 Oktober 2013 / 07:34 WIB
SAN Finance dan Sarana Multigriya menerbitkan MTN
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah ditemukan di Bali. Kenali gejalanya. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Pasar surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) kian ramai memasuki kuartal IV ini. PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, misalnya, akan menerbitkan MTN senilai Rp 300 miliar.

MTN ini diterbitkan dalam tiga seri masing-masing senilai Rp 100 miliar. Seri A bertenor 370 hari, seri B bertenor 24 bulan, dan seri C bertenor 36 bulan. Meski berbeda tenor, ketiga seri MTN ini menawarkan tingkat bunga tetap 6,5% per tahun.

SAN Finance menunjuk PT Ciptadana Securities sebagai arranger hajatan ini. Sedangkan bertindak sebagai wali amanat yakni PT Bank Rakyat Indonesia.

Selain SAN Finance, Sarana Multigriya Finansial pun merilis MTN dengan target nilai Rp 500 miliar. SMF menawarkan kupon 8,5% per tahun untuk surat utang ini.

Desmon Silitonga, analis obligasi Millenium Danatama Asset Management bilang, instrumen MTN masih akan banyak diminati oleh korporasi. "MTN akan lebih banyak diambil oleh korporasi di luar asuransi dan dana pensiun," kata Desmon, pekan lalu.

Desmon memperkirakan, instrumen ini akan banyak diambil oleh investor perbankan ataupun manajer investasi. Namun, investor cenderung mengambil sikap hati-hati untuk masuk ke MTN. Instrumen ini memiliki risiko tinggi karena tidak memiliki kewajiban pemeringkatan. "Karena MTN tidak ada rating, jadi terdapat kekhawatiran mengalami default," ujar dia.

Fakhrul Aufa, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) memperkirakan, penerbitan MTN di tahun ini bakal lebih redup dibandingkan tahun lalu. Adanya sentimen tekanan inflasi dan pengurangan stimulus atau tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, menyebabkan pasar modal tertekan. Akibatnya, penerbitan MTN di kuartal II ikut melempem. "Tahun ini diperkirakan penerbitan MTN hanya akan sekitar Rp 9 triliun," ujar Fakhrul.

Kendati demikian, dia mengatakan, pasar MTN berpotensi mengalami kenaikan tahun depan. Diperkirakan, makroekonomi Indonesia akan kembali membaik sehingga bisa menjadi katalis bagi emiten. Terlebih lagi, saat ini terlihat tren emiten mulai memperpendek tenor ketika menerbitkan obligasi. "Sehingga MTN juga menjadi opsi menarik bagi emiten yang ingin berutang dalam jangka menengah," kata Fakhrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×