Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membukukan pendapatan sebesar Rp 11,3 triliun naik sebanyak 35% secara year on year (yoy) dan naik 5,3% secara quarter on quarter (qoq) di kuartal II/2021. Dari hasil tersebut, laba bersih yang dicatatkan mencapai Rp 684 miliar, atau turun 20,3% qoq.
Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan, dalam risetnya menilai, catatan angka tersebut ditopang oleh pertumbuhan dua digit pada segmen pakan, peternakan komersial, dan DOC.
Secara kumulatif, laba bersih JPFA di semester I/2021 naik 895% secara yoy menjadi Rp 1,5 triliun, angka tersebut memenuhi 80% estimasi Samuel Sekuritas (SSI) dan 71% dari konsensus.
Baca Juga: Program culling menjadi sentimen positif bagi Japfa Comfeed (JPFA)
Farras juga menilai, saat ini JPFA marginnya stabil dan akan ada pemulihan dari harga jual rata-rata (ASP) dari JPFA. Hal ini dikarenakan Kementerian Pertanian telah mengeluarkan instruksi culling FS HE 19 hari.
Nantinya, perusahaan unggas diharuskan untuk melakukan culling pada 70,3 juta burung atau 18,9 juta burung per minggu. Menurutnya, instruksi ini memiliki dampak positif bagi harga broiler, karena potensi oversupply di kuartal III/2021 dapat dikurangi, yang nantinya akan berdampak pada ASP.
Farras melihat, ASP day old chicken (DOC) dapat meningkat sebanyak 25% secara yoy dan ASP broiler dapat meningkat 12% secara yoy di tahun ini, sehingga dapat meningkatkan pendapatan JPFA dari segmen DOC dan peternakan komersial hingga 39% secara yoy dan 24% secara yoy di periode yang sama.
Walaupun saat ini ada isu peningkatan harga bahan baku untuk segmen feed, ia tetap memperkirakan margin JPFA relatif stabil di tahun 2021, dengan GPM sebesar 20%, OPM 8%, dan NPM 4%.
Baca Juga: Prospek Japfa Comfeed (JPFA) Tertekan Naiknya Harga Bahan Baku
Dengan adanya kinerja yang baik di kuartal II/2021, margin yang stabil, dan adanya potensi pemulihan ASP, ia melihat JPFA dapat meningkatkan pendapatannya hingga 17% di tahun ini.
Farras mempertahankan rekomendasi beli untuk JPFA dan menaikkan target harga menjadi Rp 2.200 per saham, merefleksikan 11.3x P/E FY22F, dengan proyeksi laba bersih di tahun ini mencapai Rp 1,9 triliun.
Akan tetapi menurutnya masih ada risiko dari gagalnya program culling untuk menjaga stabilitas harga broiler, dan permintaan daging ayam yang tidak sesuai ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News