kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis Aturan Deforestasi Eropa Membawa Angin Segar


Kamis, 29 Desember 2022 / 18:42 WIB
Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis Aturan Deforestasi Eropa Membawa Angin Segar
ILUSTRASI. Pengesahan UU Komoditas Bebas Deforestasi UE (EUDR) tidak berdampak secara langsung terhadap kinerja SGRO saat ini.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan terbaru Uni Eropa yang mengesahkan Undang-Undang Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa atau EU Deforestation Regulation (EUDR) dapat menjadi katalis positif bagi emiten perkebunan. 

Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri mengatakan, Sampoerna Agro telah menerapkan kebijakan keberlanjutan yang salah satunya mencakup kebijakan no deforestation. Tapi, dia menyebut, pengesahan UU Komoditas Bebas Deforestasi UE (EUDR) tidak berdampak secara langsung terhadap kinerja SGRO saat ini.

"Secara industri CPO, kebijakan impor Uni Eropa diharapkan dapat diantisipasi dengan rencana dari Indonesia yang akan menerapkan B35 pada 2023," ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (29/12).

Baca Juga: Dinamika Harga Minyak Sawit Bakal Pengaruhi Kinerja Sampoerna Agro (SGRO)

Stefanus memperkirakan, harga CPO, supply dan demand kebutuhan minyak nabati dunia tetap seimbang dan stabil. Dia menambahkan, selisih yang besar antara harga CPO dengan harga minyak kedelai turut menjadi sentimen positif.

"Hal ini akan mendorong daya tarik CPO terhadap minyak kedelai sehingga akan meningkatkan permintaan dari negara-negara yang sensitif terhadap harga seperti China, dan India," tutur dia.

Dengan kondisi curah hujan yang sangat baik dalam dua tahun terakhir, Stefanus melihat bahwa untuk tahun depan produksi akan lebih baik. 

"Kami menargetkan pertumbuhan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 5%–10% pada 2023 jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×