kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis Aturan Deforestasi Eropa Membawa Angin Segar


Kamis, 29 Desember 2022 / 18:42 WIB
Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis Aturan Deforestasi Eropa Membawa Angin Segar
ILUSTRASI. Pengesahan UU Komoditas Bebas Deforestasi UE (EUDR) tidak berdampak secara langsung terhadap kinerja SGRO saat ini.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan terbaru Uni Eropa yang mengesahkan Undang-Undang Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa atau EU Deforestation Regulation (EUDR) dapat menjadi katalis positif bagi emiten perkebunan. 

Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri mengatakan, Sampoerna Agro telah menerapkan kebijakan keberlanjutan yang salah satunya mencakup kebijakan no deforestation. Tapi, dia menyebut, pengesahan UU Komoditas Bebas Deforestasi UE (EUDR) tidak berdampak secara langsung terhadap kinerja SGRO saat ini.

"Secara industri CPO, kebijakan impor Uni Eropa diharapkan dapat diantisipasi dengan rencana dari Indonesia yang akan menerapkan B35 pada 2023," ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (29/12).

Baca Juga: Dinamika Harga Minyak Sawit Bakal Pengaruhi Kinerja Sampoerna Agro (SGRO)

Stefanus memperkirakan, harga CPO, supply dan demand kebutuhan minyak nabati dunia tetap seimbang dan stabil. Dia menambahkan, selisih yang besar antara harga CPO dengan harga minyak kedelai turut menjadi sentimen positif.

"Hal ini akan mendorong daya tarik CPO terhadap minyak kedelai sehingga akan meningkatkan permintaan dari negara-negara yang sensitif terhadap harga seperti China, dan India," tutur dia.

Dengan kondisi curah hujan yang sangat baik dalam dua tahun terakhir, Stefanus melihat bahwa untuk tahun depan produksi akan lebih baik. 

"Kami menargetkan pertumbuhan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 5%–10% pada 2023 jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×