Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia jasa layanan menara tower telekomunikasi tahun ini masih akan terus untuk meningkatkan layanan kinerjanya.
Menurut catatan Kontan.co.id, Desember tahun lalu PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berhasil memperoleh pinjaman sebesar Rp 600 miliar melalui PT iForte Solusi Infotek, yang 99,99% sahamnya dimiliki langsung oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Lalu 99,99% saham Protelindo dimiliki oleh TOWR.
Melalui iForte Solusi Infotek, nantinya akan menjalankan proyek - proyek membangun jaringan serat optik sepanjang 16.000 km untuk menunjang kegiatan operator telekomunikasi di Tanah Air. Proyek jaringan serat optik TOWR ini diprediksi terealisasi sepenuhnya di tahun 2020.
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan terus melancarkan ekspansi di tahun ini, dengan tetap fokus pada pertumbuhan secara organik dengan capex mencapai Rp 1 - Rp 2 triliun . "Ekspansi kita fokus untuk organik growth dengan target penambahan 2.500 tenant (bukan tower). Sumber dana sebagian besar dari cash internal," kata Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG, pekan lalu.
Sekadar mengingatkan, saat ini TBIG tengah melakukan tender offer saham PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) sebanyak 51.942.360 saham. Aksi korporasi tersebut berlangsung sejak 21 Desember 2018 hingga 21 Januari 2019 nanti.
Jumlah saham yang di-tender offer tersebut, mewakili 9,44% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor GHON. Serta menjelang akhir tahun lalu, TBIG juga telah sah menjadi pengendali emiten PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) usai mengakuisisi 160,44 juta lembar saham atau setara 51% dari modal ditempatkan dan disetor.
Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan prospek emiten penyedia menara telekomunikasi masih cukup bagus seiring dengan kebutuhan jasa telekomunikasi yang masih terus tumbuh. Meski begitu, tantangannya dari segi permodalan dan perizinan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mereka adalah seberapa banyak dia bisa membangun tower dan menyewakannya ke perusahaan telekomunikasi serta kemampuan dia untuk menekan biaya operasional.
"Tentunya kinerja perusahaan sektor telekomunikasi sangat berpengaruh bagi emiten penyedia jasa menara telekomunikasi karena perusahaan telekomunikasi adalah sumber utama pendapatan," ujar Mino.
Mino bilang, paling menarik saat ini adalah saham TOWR, dilihat dari pergerakan sahamnya yang secara teknikal bullish dan kinerja keuangannya masih cukup baik.
Selain itu saham GHON juga menarik secara teknikal karena masih bullish dibanding saham lainnya. Rekomendasi buy untuk saham TOWR dan GHON pada target harga Rp 855 dan Rp 2.000.
Senada, William Hartanto, analis Panin Sekuritas mengatakan kinerja sangat bergantung pada sektor telekomunikasi. Jika kebutuhan menara menurun, maka akan mempengaruhi bisnis yang juga akan menurun.
"Prospek agak terkendala untuk pengembangan usaha karena keterbatasan lahan dan perizinan membangun menara baru. Tetapi kebutuhan akan menara pemancar masih tinggi sehingga emiten-emiten tersebut semestinya bisa menemukan solusinya," ujar Wiliam.
Menurut William, secara fundamental saham TOWR menarik karena lebih murah valuasinya. Namun secara teknikal TOWR dan TBIG masih menarik dengan rekomendasi buy TOWR pada target harga Rp 800 - Rp 1.000 dan TBIG pada target harga Rp 5.000.
Menurut RTI, secara year to date performa harga saham TOWR mengalami penurunan sebesar 1,45%, TBIG mengalami kenaikan 25%, Visi PT Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) turun sebesar 7,41% sementara saham GHON stagnan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News