kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham, Surat Utang, dan Fintech Jadi Pilihan Investasi Komisaris NTBK Hilman Risan


Sabtu, 16 Juli 2022 / 05:55 WIB
Saham, Surat Utang, dan Fintech Jadi Pilihan Investasi Komisaris NTBK Hilman Risan


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fundamental perusahaan yang bagus menjadi kriteria utama bagi Komisaris Independen PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) Hilman Risan untuk berinvestasi di suatu saham. Menurutnya, fundamental yang mumpuni menjadi indikator bahwa perusahaan dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga investasinya bisa terus bertumbuh. 

Selain melihat fundamental perusahaan, Hilman juga memilih saham-saham dari bidang usaha yang punya prospek cerah ke depannya. Dengan begitu, jika diinvestasikan untuk jangka panjang, maka saham tersebut tidak hanya memberikan dividen, melainkan juga keuntungan dari harga sahamnya yang berpotensi naik.

Tak lupa, Hilman juga mengutamakan investasi di saham yang mempunyai nilai kapitalisasi pasar besar. Baginya, perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar membuatnya dapat memprediksi pergerakan sahamnya dengan berbagai macam informasi yang ada.

Baca Juga: Optimistis, Sejumlah Fintech Lending Yakin Mulai Raih Untung di Tahun 2022

Utamanya adalah informasi yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, pengembangan komoditas, hingga pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan pembangkit listrik yang mengarah ke pertumbuhan ekonomi Indonesia di daerah tertentu.

Hilman bercerita, ia mulai berkecimpung di investasi saham pada tahun 2012. Sejak saat itu, sektor infrastruktur merupakan sektor bisnis favoritnya. Infrastruktur yang dimaksud adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang usaha konstruksi, jalan tol, hingga pertambangan dan pendukungnya.

“Sektor infrastruktur berorientasi pada bisnis jangka panjang dan mudah untuk dilihat pertumbuhannya ke depan sehingga cocok untuk investasi jangka panjang,” kata Hilman saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (7/7).

Baca Juga: CEO Fourtis, Yasa Singgih: Memulai Investasi dari Sejak SMA

Setelah cukup menggeluti investasi saham, Hilman memperluas portofolio investasinya ke instrumen pasar modal lainnya, yaitu reksadana, sukuk, dan Obligasi Negara Ritel (ORI). Ketiga instrumen itu dipilih karena sesuai dengan horizon waktu investasi Hilman yang memang cenderung untuk jangka menengah hingga jangka panjang.

Khusus sukuk, instrumen ini dipilih karena ia mulai tertarik dengan finansial syariah. Menurutnya, pertumbuhan sukuk juga tergolong bagus meski peminatnya masih kalah dibanding obligasi. Ia yakin,  sukuk akan terus berkembang ke depannya karena lebih fleksibel, mengakomodasi pencarian dana perusahaan menengah ke bawah, serta kini tersedia untuk investor retail.

Di luar pasar modal, Hilman juga mulai menjajal investasi di fintech P2P lending syariah. Menurutnya, fintech jenis ini menarik karena memberikan imbal hasil yang lumayan serta mengucurkan pendanaan ke sektor serta usaha yang tidak terjamah kredit perbankan. Sementara itu, perusahaan menengah ke bawah yang membutuhkan pendanaan masih sangat besar sehingga fintech P2P lending syariah masih punya potensi perkembangan yang luas.

Baca Juga: Pilihlah Investasi Reksadana Sesuai Kebutuhan dan Selera Anda

Saat ini, porsi investasi Hilman lebih besar di sukuk dan ORI dibanding saham, sementara di fintech masih tergolong kecil. Hal ini seiring dengan orientasi Hilman yang memang menyukai investasi jangka menengah dan panjang. Kini, ia juga kurang ada waktu untuk memantau pergerakan saham secara berkala, berbeda saat ia masih berkecimpung dalam trading.

“Saham porsinya kecil karena sudah tidak terlalu banyak mengikuti fluktuasi yang pendek-pendek,” ucap Hilman. Kini, investasinya di saham lebih diarahkan ke perusahaan-perusahaan yang besar saja, tentunya dengan fundamental yang bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×