Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) dan PT Tira Austenite Tbk (TIRA).
BEI menetapkan status unusual market activity (UMA) terhadap saham SMDM, MLPT, SHID dan TIRA usai terjadi kenaikan harga saham yang signifikan.
Pada perdagangan Rabu (5/2), pergerakan saham SMDM berada di level Rp 1.140 atau menguat 24,59% dalam sehari. Secara tahun berjalan pergerakan harga saham ini terbang 117,14%.
Sementara itu, harga saham MLPT bertengger di level Rp 31.375 per saham pada perdagangan Rabu (5/2) atau menguat 69,59% sejak awal tahun 2025.
Adapun harga saham SHID berada di level Rp 1.165 per saham pada Rabu (5/2) atau menguat secara tahun berjalan sebesar 24,6%.
Baca Juga: Tekanan Jual Melanda Saham Big Caps, Cek Rekomendasi dari Analis
Terakhir, pergerakan harga saham TIRA pada hari ini berada di level Rp 690 per saham. Harga saham ini menguat 64,29% secara tahun berjalan.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo mengatakan kenaikan harga pada saham-saham tersebut bersifat spekulasi dan lebih pada teknikal rebound. Di sisi lain seperti SMDM karena adanya aksi aksi korporasi dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Azis juga menerangkan ketika saham sudah berstatus UMA, investor sudah mulai mewaspadai untuk aksi taking profit.
"Jika pergerakan saham yang UMA masih mencatatkan kenaikan bisa dimanfaatkan momentum untuk trading jangka pendek dan waspadai jika saham sudah mengalami suspensi," kata Azis kepada Kontan, Rabu (5/2).
Azis juga menerangkan bahwa sebelum status UMA, biasanya saham akan naik signifikan yang mana hal ini bisa beberapa faktor seperti adanya aksi korporasi dari perusahaan yang mana sifatnya masih bersifat rumor.
"Waspadai jika saham sudah mulai masuk suspensi, yang bisa menimbulkan kepanikan sehingga setelah suspensi biasanya akan ada penurunan pada harga saham," ujar Azis.
Azis merekomendasikan untuk wait and see terhadap saham UMA dan waspadai jika saham-saham tersebut kena suspensi.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham EMTK, INDF, dan RALS untuk Perdagangan Kamis (6/2)
Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah menjelaskan bahwa investor perlu memperhatikan segala hal yang terkait dengan UMA untuk menilai apakah ada potensi aksi korporasi yang dapat menjelaskan lonjakan harga saham emiten tersebut.
"Apabila memang ada potensi aksi korporasi seperti akuisisi, merger dan aksi lainnya, seharusnya UMA bukan suatu masalah yang harus dikhawatirkan," ucap Fath kepada Kontan, Rabu (5/2).
Selanjutnya: Update Harga Gas Elpiji 3 Kg, 5,5 Kg, dan 12 Kg per 5 Februari 2024
Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News