Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Strategi kerjasama atau akuisisi media digital yang dilakukan oleh MNCN dan SCMA dinilai Kresna dapat tak hanya mempercepat ekspansi bisnis digital emiten yang bersangkutan. Aksi korporasi tersebut juga dapat mengurangi beban belanja modal atau capital expenditure perusahaan untuk lini bisnis digital di masa mendatang.
Kepala Riset Narada Asset Manajemen Kiswoyo Adi Joe sepakat, ekspansi digital mau tidak mau mesti dipercepat oleh emiten sektor media. Ini mengingat pola hidup sebagian masyarakat dalam menikmati dunia hiburan juga mulai berubah.
Baca Juga: Industri kaca lembaran tolak kenaikan harga jual gas industri
Sebagai contoh, saat ini permintaan terhadap konten berbasis video on demand sedang meningkat. Sistem video on demand memungkinkan masyarakat untuk memilih dan mengontrol program yang diinginkan ditonton.
“Potensi pasar untuk bisnis digital yang bisa digarap emiten media seharusnya masih sangat besar di Indonesia,” ujar Kiswoyo, Jumat (23/8) lalu.
Kiswoyo masih menjagokan MNCN dan SCMA sebagai emiten media yang berpotensi meraih kinerja paling cemerlang di tahun ini. Pangsa pasar kedua emiten ini dipandang yang terbesar di Indonesia.
Menurutnya, konten-konten yang dimiliki oleh MNCN dan SCMA dinilai dapat menjangkau berbagai segmen masyarakat di seluruh Indonesia. Ditambah lagi, kedua emiten ini sama-sama ekspansif dalam mengembangkan bisnis digital.
Baca Juga: Simak nasihat Lo Kheng Hong saat suku bunga acuan BI turun
Sementara itu, Kresna masih menganggap overweight untuk saham-saham di sektor media. Dia juga masih mempertahankan rekomendasi beli untuk MNCN dan SCMA.
Khusus untuk MNCN, ia menaikkan target harga sebanyak 44% menjadi Rp 1.250 per saham. Sedangkan target harga untuk SCMA tetap di level Rp 1.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News