Reporter: Yoliawan H | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,21% ke level 5.906. Salah satu pendorong penguatan IHSG pada akhir pekan lalu adalah sektor industri dasar dan indutri bahan kimia.
Tercatat dari awal tahun hingga saat ini atau year to date (ytd) indeks sektor industri dasar dan industri bahan kimia masih menguat 8,72% di tengah pelemahan sektor indeks yang merata sejak awal tahun. Asal tahu saja, IHSG pun masih bergerak di zona merah sejak awal 2018 atau melemah 7,07% ytd.
Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji mengatakan, memasuki awal kuartal IV 2018 ini, sentimen positif yang mendorong penguatan indeks saham sektor industri dasar berasal dari laporan keuangan emiten sektor ini di kuartal III 2018.
Selain itu, data-data makroekonomi dalam negeri juga sesuai dengan eskpektasi. Seperti tingkat inflasi, dan membaiknya daya beli masyarakat. Sekadar informasi, setelah dua bulan berturut mengalami deflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Oktober 2018 sebesar 0,28% month-on-month.
Inflasi tahun kalender Januari hingga Oktober 2018 tercatat sebesar 2,22%. Sementara, inflasi tahunan sebesar 3,16% year-on-year. Angka inflasi ini masih terkendali mengingat di bawah target pemerintah sebesar 3,5%.
“Kondusifnya sektor manufaktur dalam negeri juga membuat pergerakan indeks selama pekan ini mengalami penguatan. Stabilitas moneter terjaga dengan baik, apalagi stabilitas politik terpelihara dengan efektif. Buktinya pihak legislatif sudah mensahkan RAPBN 2019,” ujar Nafan kepada Kontan, Jumat (4/10).
Menurutnya ada beberapa saham sektor industri dasar yang yang menarik untuk dikoleksi saat ini. Misal, saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). Nafan menargetkan harga jangka menengah ASII sebesar Rp 8.500 per saham, SRIL sebesar Rp 372 per saham dan GJTL sebesar Rp 705 per saham.
Senada, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, sektor industri dasar cukup menarik lantaran sektor ini dipimpin ASII yang memiliki kapitalisasi besar. Kinerja positif ASII memicu asing untuk kembali masuk.
Asal tahu saja, pada perdagangan akhir pekan lalu tercatat asing melakukan beli bersih saham ASII sebesar Rp 204,42 miliar. Di sisi lain pergerakan rupiah yang mulai stabil membuat sektor industri dasar semakin stabil. “Tahun politik juga menjadikan kesempatan sektor industri dasar menjadi baik karena daya beli masyarakat diprediksi meningkat,” ujar William.
Adapun pilihan saham industri dasar yang menjadi rekomendasi William antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Tbk (JPFA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). William menargetkan harga saham dalam tiga bulan untuk CPIN Rp 6.000 per saham, JPFA Rp 2.500 per saham dan UNVR Rp 50.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News