Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing masih mengucur deras ke luar bursa saham. Per Rabu (11/1), investor asing mencatatkan net sell sebanyak Rp 2,30 triliun di pasar reguler
Sejumlah saham terpantau dilego asing, yang kebanyakan adalah saham-saham perbankan besar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham dengan nilai net sell tertinggi tahun ini, yakni mencapai Rp 949,8 miliar, disusul saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell mencapai Rp 846 miliar.
Di posisi ketiga ada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan net sell senilai Rp 403 miliar, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net sell Rp 308 miliar di posisi keempat.
Meski dilepas asing, sejumlah saham masih memiliki prospek yang mumpuni. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menyebut emiten perbankan top four terbesar memiliki fundamental yang solid.
Keempat saham emiten ini mencatat return dobel digit tahun lalu yang lumayan tinggi. Terlebih, sejumlah saham perbankan tersebut juga sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa alias all time high di awal Desember tahun lalu.
Baca Juga: IHSG Melorot ke 6.584 Hari Ini (11/1), Saham Perbankan Terkena Net Sell Asing
“Menurut saya sejak harga all time high ini adalah profit taking oleh investor lokal atau asing yang jual saham karena sudah naik tertinggi dan ambil profit. Sampai sekarang harga emiten bank besar masih melandai dan dalam downtrend,” kata Arjun kepada Kontan.co.id, Rabu (11/1).
Meski demikian, Arjun menilai faktor makroekonomi global lebih berdampak signifikan terhadap penurunan harga saham perbankan besar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini.
Dari sisi rasio keuangan, emiten perbankan besar tercatat mengalami penurunan loan to asset ratio (LAR) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Emiten perbankan besar juga mengalami penurunan liquidity coverage ratio (LCR) yang bisa menjadi katalis positif bagi kinerjanya.
Baca Juga: IHSG pada Kamis (12/1) Diprediksi Menguji Support, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
Rata-rata non-performing loans (NPL) perbankan besar juga berada di bawah 5%. Menurut Arjun, ini merupakan level yang sangat manageable untuk mayoritas bank besar yang mempunyai asset base besar dan likuiditas bagus.
Berdasarkan price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV), saham perbankan besar selain BBCA dinilai undervalued dibandingkan rata-rata emiten di sektor perbankan. “Jadi menurut saya dari sisi fundamental semua emiten top 4 perbankan masih layak dikoleksi,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News