kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Properti Masih Dalam Tekanan, Ini Penyebabnya


Senin, 15 Agustus 2022 / 19:58 WIB
Saham Properti Masih Dalam Tekanan, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. IDX Sektor Properti & Real Estat tercatat menjadi indeks kedua yang turun paling dalam di Bursa Efek Indonesia.. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IDX Sektor Properti & Real Estat tercatat menjadi indeks kedua yang turun paling dalam di Bursa Efek Indonesia. Per Senin (15/8), indeks ini sudah turun 6,77% secara year to date (ytd). 

Asal tahu saja, IDX Sektor Teknologi menduduki peringkat pertama sebagai indeks yang turun paling dalam. Indeks kumpulan saham teknologi itu sudah anjlok 11,46% secara ytd. 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai sektor properti ini masih diselimuti sentimen positif selama ada kebijakan insentif pajak dari pemerintah dan Loan to Value (LTV) dari Bank Indonesia (BI) serta suku bunga yang masih rendah. 

Baca Juga: Cek Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Selasa (16/8)

Di lain sisi, ketika insentif pajak tersebut dan LTV tidak diperpanjang atau berakhir, ditambah adanya potensi kenaikan suku bunga BI akan dapat menjadi tekanan bagi emiten properti. 

Selain itu, Jono menilai adanya potensi kenaikan harga material karena kenaikan harga komoditas dan inflasi yang sedang terjadi juga berpotensi dapat menekan laba perusahaan.

"Saham properti memiliki market cap yang lebih rendah dari sektor lain, sehingga mungkin kurang dijadikan pilihan utama untuk para pengelola reksadana indeks," kata Jono kepada Kontan, Senin (15/8). 

Sementara, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mencermati tekanan pada saham sektor properti ini berasal dari prioritas daya beli masyarakat di sektor properti dan inflasi serta kenaikan suku bunga. 

"Hal ini yang membuat pada akhirnya, masyarakat harus memilah prioritas mana yang akan akan diutamakan. Apalagi di tengah situasi dan kondisi akan krisis pangan dan energi akibat invasi," papar Nico. 

Baca Juga: Tingkat Hunian Sektor Perkantoran Masih Terkoreksi pada Paruh Pertama 2022

Nico menilai adanya pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, daya beli masyarakat dan inflasi yang stabil ditambah tingkat suku bunga yang dijaga rendah akan menjadi angin segar bagi emiten properti. 

Meski sepanjang tahun berjalan ini, indeks IDX Sektor Properti & Real Estat ini ditutup naik 1,21% ke level 720,75 pada perdagangan Senin (15/8). 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai saham properti ini terindikasi rawan profit taking. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×