Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 2016 ditutup menguat 15,32% dibandingkan 2015. Peningkatan indeks juga tak lepas dorongan beberapa sektor menarik di tahun lalu seperti tambang yang baik 70,73% dari awal tahun dan industri dasar dan aneka industri yang naik masing-masing 31,96% dan 15,32%.
Adapun saham-sahan yang berhasil menorehkan pergerakan positif sepanjang tahun 2016 seperti NIKL, INAF, BRPT, SMBR dan DOID. Menurut beberapa analis masih ada beberapa sektoral yang berpotensi menjadi penguat bursa pada tahun ini.
Senior Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, untuk tahun depan sektor perbankan, kosumer, industri dasar, dan aneka industri masih menjadi pilihanya. Melihat prediksi tumbuhnya fundamental perekonomian tentu akan meningkatkan kinerja saham-saham di manufaktur. ”Sektor komoditas tambang juga melihat kenaikan harga dan perbaikan permintaan,” kata Reza kepada Kontan (2/1).
Untuk saham big caps dia memilih BBRI, BBNI, BBCA, BMRI, ASII, INTP, GGRM, UNVR, ICBP. Sementara untuk saham middle cap dan small cap Reza memilih WIKA, PTPP, PPRO, PWON, SMRA, ISSP, SSMS, VIVA.
Sementara bagi Chief Investment Office Syailendra Capital Cholis Baidowi masih menyukai saham consumer goods, konstruksi, perbankan, dan perkebunan. ”Dari perbankan masih ada kemungkinan perbaikan NPL (kredit macet) juga lending akan meingkat,” kata Cholis.
Dia membeberkan saham pilihanya yang layak dikoleksi pada tahun ini seperti BBCA, BMRI, TLKM, LSIP. AALI, ITMG, ADRO, RALS, SCMA, INDF, WSKT, WIKA, WSBP, PTPP. Dia memprediksi IHSG akan berada pada level perdagangan 5.900-6.100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News