Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Edy Can
JAKARTA. Penawaran perdana saham PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dua kali lipat. Investor institusi asing lebih berminat membeli saham perdana BPII itu.
Sekretaris Perusahaan PT Panin Sekuritas Tbk Prama Nugraha mengatakan, porsi investor asing dalam penyerapan saham tersebut sebesar 70%, sementara sisanya diserap investor lokal. Catatan saja, Panin Sekuritas adalah penjamin emisi penawaran saham perdana BPII.
BPII merilis 150 juta saham dengan atau setara dengan 29,18% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Saham itu terdiri dari 75 juta saham baru dan 75 juta saham divestasi milik Malacca Trust Limited. Harga perdana saham dibanderol Rp 500 per saham.
Sehingga, dalam aksi korporasi itu BPII meraup dana segar sebanyak Rp 75 miliar. "Karena nilai emisinya tidak terlalu besar, jadi memang tidak ada anchor buyer. Namun, minatnya cukup bagus," ujarnya, Selasa (8/7).
Pada debut perdananya, saham BPII dibuka menguat 20% ke level Rp 600 per saham. Saat ini, harga BPII masih menduduki jajaran top gainer dengan kenaikan 18% ke level Rp 590 per saham.
Prama mengatakan, minat terhadap saham BPII ditengarai karena secara harga saham ini cenderung memberi diskon kepada investor. Harga penawaran itu mencerminkan price earning (PE) Batavia di posisi 9,2 kali dan price book value (PBV) 1 kali.
"Jika dibandingkan dengan saham sejenis tentu ini lebih murah dengan fundamental yang cukup bagus," jelasnya. Kenaikan saham BPII juga didorong dari menghijauhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.
Direktur Utama BPII Rudi Setiadi mengatakan, dana IPO itu akan digunakan untuk mengembangkan dua anak usahanya, PT Batavia Prosperindo Sekuritas dan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM).
Tahun lalu, BPII membukukan pendapatan sebesar Rp 153,3 miliar dan laba bersih komprehensif sebesar Rp 32,7 miliar. Per Mei 2014, total laba komprehensif BPII mencapai Rp 15,5 miliar. Harapannya, tahun ini laba perseroan bisa menyentuh Rp 28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News