kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham perbankan masih menggoda asing


Rabu, 11 Oktober 2017 / 20:47 WIB
Saham perbankan masih menggoda asing


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perbankan masih sangat menarik bagi investor asing. Pasalnya, di tengah sentimen aksi jual asing yang tengah melanda bursa lokal, justru saham-saham perbankan mendominasi lima saham yang paling banyak dibeli asing.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dibeli asing. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), aksi beli bersih (net buy) asing mencapai Rp 3,23 triliun.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membuntuti di belakangnya. Net buy asing atas saham ini mencapai Rp 3,02 triliun.

Posisi ketiga dan kelima diisi oleh saham PT United Tractor Tbk (UNTR) dan PT MNC Land Tbk (KPIG) dengan nilai net buy masing-masing Rp 1,95 triliun dan Rp 1,38 triliun. Diantara dua saham ini, terselip saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan net buy asing senilai Rp 1,46 triliun.

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, prospektifnya sektor perbankan menjadi alasan utama situasi tersebut. "Ditengah sentimen melemahnya kondisi makro, hanya sektor perbankan yang kinerjanya paling positif," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (11/10).

Suku bunga bank di Indonesia termasuk yang paling tinggi dibanding negara lain. Ini mengapa perbankan nasional banyak yang menjadi incaran asing. Karena suku bunga yang tinggi, maka laba bersihnya juga moncer. "Ini kenapa bukan hanya perusahaannya saja, tapi sahamnya juga menjadi incaran," imbuh David.

Andy Ferdinand, analis Samuel Sekuritas mengatakan, kondisi sektor perbankan tahun ini memang lebih kondusif. Kualitas kredit terlihat lebih stabil dan biaya pencadangan di tahun ini secara umum berpotensi lebih kecil daripada tahun lalu.

Pada saat bersamaan, tahun ini banyak program pemerintah yang baik secara langsung maupun tak langsung membuat kinerja sektor perbankan lebih terakselerasi. Hal ini tercermin dari pencapaian kinerja perbankan selama paruh waktu tahun ini, dan kondisi ini bakal berlanjut pada kuartal-kuartal berikutnya.

"Performa kuartal III bank-bank BUMN besar ditopang oleh kredit terkait program pemerintah seperti proyek infrastruktur, KPR, dan KUR," jelas Andy dalam riset 10 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×