kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Saham perbankan jadi incaran investor asing


Sabtu, 04 November 2017 / 17:35 WIB
Saham perbankan jadi incaran investor asing


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sepekan terakhir, investor asing getol mengoleksi saham-saham perbankan. Beberapa saham bank yang terus menjadi buruan investor asing di antaranya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Nilai net buy terbesar berasal dari saham BMRI, dengan nilai beli bersih Rp 434,6 miliar sepanjang pekan ini. Lalu, saham BBCA juga menjadi buruan dengan nilai pembelian Rp 388,9 miliar di pasar reguler. Hanya saja, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih lebih banyak dilepas investor asing sepanjang pekan ini, dengan nilai Rp 50,5 miliar.

Secara historis, investor asing masuk ke saham penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal tahun, salah satunya ke saham-saham bank. Lalu, investor asing kembali melepas saham-saham ini sekitar pertengahan tahun.

Tapi, tahun ini terjadi sedikit anomali. Posisi investor lokal jauh lebih kuat. Meski asing banyak melepas saham bank, tapi ternyata IHSG gagal turun, malah mencetak rekor berulang kali. Rencana rebalancing untuk kembali masuk ke saham perbankan saat valuasinya murah pun pudar. "Sehingga, asing kembali masuk," ujar analis First Asia Capital David Sutyanto, Jumat (13/10).

Kuatnya posisi investor domestik tercermin dari porsi nilai transaksi IHSG. Pada perdagangan kemarin, senilai Rp 6,7 triliun atau setara 73% dari nilai transaksi harian merupakan transaksi dari investor domestik. Transaksi dari investor asing hanya Rp 2,5 triliun atau setara 27% saja.

Sejak awal tahun, transaksi investor domestik sudah mencapai sekitar Rp 941,3 triliun atau setara 64% dari total transaksi. Investor asing hanya Rp 536,8 triliun atau setara 36% dari total transaksi.

ROE yang tinggi

Kembalinya investor asing ke saham perbankan bukan sekedar spekulasi. Secara valuasi, saham perbankan memang tidak lebih menarik dibanding saham di sektor lainnya. Tapi, return on equity (RoE) saham perbankan terbilang tinggi. "Selisih bunga kredit dan simpanan bisa 3% hingga 4%. Jauh lebih besar dari bank di luar negeri yang kebanyakan di bawah 1%. Ini kenapa RoE bank lokal bagus," jelas David.

Fundamental perbankan juga kian solid berkat program pembangunan infrastruktur dari pemerintah. Performa bank besar secara umum ditopang oleh kredit terkait program pemerintah seperti proyek infrastruktur, Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Kualitas kredit relatif stabil cenderung membaik," ujar Kepala Riset Samuel Sekuritas Andy Ferdinand dalam riset 10 Oktober 2017.

Mengingat sektor saham perbankan menjadi salah satu motor IHSG, Andy masih optimistis prospek perbankan akan menopang pergerakan indeks. Ia yakin, IHSG mampu menembus level 6.200 di akhir tahun.

David menambahkan, prospek empat bank besar cukup menarik. Tapi, ia paling menyukai saham BBRI. "Karena sebentar lagi BBRI akan stock split dan investor lokal bisa ikut memanfaatkan momentum ini" kata David. Dia merekomendasikan buy saham BBRI dengan target harga Rp 17.000 per saham.

Taye Shim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan trading buy saham BMRI. Target yang ditetapkan Rp 7.200 per saham. "Meski perolehan top line BMRI masih melambat, perbaikan kualitas kredit akan memperbaiki kualitas laba bersih dan valuasinya," tulis Taye dalam riset 2 November.

Peningkatan kredit dari sektor korporasi dan konsumer berhasil membuat kinerja BMRI di kuartal III-2017 melesat. Hingga akhir September lalu, total penyaluran kredit bank pelat merah ini naik sekitar 9,8% menjadi Rp 686,15 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×