Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri Hungrystock Lukas Setia Atmaja menyebut situasi pasar sejak 2020 sebagai "hujan emas" karena banyaknya peluang investasi yang bisa dimanfaatkan investor ritel untuk meraih cuan.
Dalam acara Hungrystock 6th Anniversary & Annual Gathering yang digelar di Jakarta, Kamis (1/5), Lukas membagikan pandangannya bersama dua analis lainnya, yakni Nicholas (Head of Research Hungrystock) dan Nico Laurens (Head of Research Panin Sekuritas).
Baca Juga: IHSG Menguat 3,06% Sepekan, Cermati Rekomendasi Saham Berikut untuk Senin (5/5)
Menurut Lukas, kondisi saat ini bisa diibaratkan sebagai masa super diskon karena banyak saham yang terkoreksi dari nilai wajarnya.
Untuk itu, investor disarankan mulai jeli mengamati aksi korporasi emiten, yang kerap menjadi katalis pergerakan harga saham.
“Aksi korporasi yang layak diperhatikan antara lain IPO, backdoor listing, merger dan akuisisi, share buyback, spin-off, rights issue, private placement, dividen, hingga stock split,” jelas Lukas.
Ia menambahkan bahwa pemahaman terhadap aksi-aksi ini sangat penting karena bisa membantu investor mengambil keputusan strategis dan meraih imbal hasil yang optimal.
Baca Juga: Pasar Saham Beranjak Pulih, Sell in May and Go Away Bakal Terjadi?
Dari sisi sektor, Nicholas menyampaikan bahwa sektor mineral masih menyimpan prospek menjanjikan, seiring tren transisi energi dan naiknya permintaan global terhadap komoditas tambang.
“Kita harus selektif. Cek proyek tambangnya, apakah memiliki cadangan atau sumber daya mineral yang dilaporkan secara transparan dan sesuai standar JORC (Joint Ore Reserves Committee),” ujar Nicholas.
Sementara itu, Nico Laurens menyoroti sektor perbankan yang dinilai lebih stabil. Namun, menurutnya, investor tetap perlu menganalisis fundamental emiten secara menyeluruh.
Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat ke 6.815,7 Hari Ini (2/5), ISAT, ANTM, INKP Top Gainers LQ45
“Lihat alokasi aset (capex), bandingkan yield antar bank, dan cermati laporan keuangan, terutama pada bunga bersih atau net interest income,” pungkas Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News