Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Viral acara ijab kabul beauty vlogger Nanda Arsyinta dan Ardya Tridwantoro. Pernikahan keduanya viral lantaran memberikan mahar pernikahan berupa saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebanyak 305 lot dan 21 gram logam mulia.
MDKA adalah perusahaan pertambangan yang melakukan eksplorasi dan memproduksi emas, perak, tembaga dan mineral lainnya. Hingga Jumat (4/6) harga saham MDKA ditutup di harga Rp 2.600 per saham, turun 4,41% dari hari sebelumnya. Jika menggunakan harga per Jumat, nilai mahar Nanda dan Ardya sebesar Rp 79,3 juta.
Secara fundamental, saham MDKA menurut Ghibran Al Imran dan Christopher Andre Benas analis RHB Sekuritas dalam riset 21 Mei 2021 masih menarik untuk dibeli. Ia menargetkan saham MDKA bisa di Rp 2.750 per saham.
Baca Juga: Kinerja Merdeka Copper (MDKA) tertekan di kuartal I-2021, ini penyebabnya
Hingga kuartal I tahun 2021, MDKA membukukan kerugian bersih US$ 5 juta. Penurunan laba bersih MDKA karena produksi emas dan tembaga MDKA masih di bawah tahun 2020. Produksi MDKA akan pulih pada tahun ini dan meningkat secara kuartalan pada kuartal II - kuartal III tahun 2021. Apalagi harga jual rata-rata di segmen emas dan tembaga mulai meningkat secara year on year (yoy).
Ghibran dalam riset menjelaskan, produksi emas MDKA naik tiga kali lipa menjadi 16.585 oz, dari 5.355 oz pada kuartal IV tahun 2020. Namun jika dibandingkan kuartal I tahun 2020, produksi emas MDKA menurun 69% secara yoy dari tingkat produksi normal.
Wakil Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk Simon James Milroy sebelumnya menjelaskan, salah satu penyebab penurunan produksi emas MDKA adalah adanya insiden pergeseran permukaan tanah di heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit pada September 2020 dan berdampak kepada minimnya produksi dan penurunan penjualan di kuartal IV 2020.
"Proses remediasi atau perbaikan telah berjalan sejak kuartal IV-2020. Sebagai hasilnya, pada Januari 2021 proses produksi dari kegiatan heap leach telah dimulai meskipun belum beroperasi secara penuh," ungkap dia, Selasa (25/5). Ia menambahkan, proses remediasi atau perbaikan sedang berjalan bertahap yang ditargetkan selesai di akhir kuartal II 2021 ini.
Baca Juga: Genjot produksi, Merdeka Copper (MDKA) mulai konstruksi proyek AIM
Ghibran juga menyebutkan, produksi mulai normal pada kuartal III tahun 2021. Dia juga memperkirakan produksi tembaga MDKA akan naik 145% secara QoQ dan 39% YoY setelah perpindahan ke pit Partolang dari Lerokis. Namun angka tersebut mencakup 50% di bawah tingkat produksi normal.
MDKA diperkirakan masih membukukan kerugian kotor US$ 2 juta. Menurut Ghibran, sebagian besar penyebabnya adalah biaya yang timbul dari tumpukan
pemulihan resapan. Biaya emas melonjak dari US$ 658 per oz di kuartal I tahun 2020 menjadi US$ 1.342 per oz di kuartal I tahun 2021.
Dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk pemulihan, biaya pemrosesan dan biaya tetap di US$ 22 juta, hanya 7% di bawah kuartal I tahun 202). Meskipun produksi hanya 30% dari kuartal I tahun 2020
Harga jual rata-rata tembaga diperkirakan tumbuh 36% YoY. Pada tahun ini, harga tembaga akan menjadi sorotan utama bagi MDKA. "Menurut pandangan kami, harga tembaga akan di kisaran US$ 7.883 per ton, menyiratkan kenaikan harga 36% YoY dan 10% secara kuartalan," kata Ghibran.
Ghibran menambahkan, ada potensi kenaikan harga tembaga di kuartal II tahun 2021, sebab harga tembaga saat ini di level US$ 10.000 per ton, melampaui level tertinggi US$ 9.740 per ton pada tahun 2010. Kenaikan harga ini karena pasokan di China berkurang dan pemulihan permintaan.
Baca Juga: Ingin Stabilkan Harga Saham, MDKA Gelar Kembali Buyback Saham
"Kami melihat segmen tembaga MDKA tumbuh, terutama tingkat produksi mulai normal pada kuartal II sampai kuartal III tahun 2021," ujar Ghibran.
Sepanjang tahun 2021, RHB Sekuritas memperkirakan, MDKA bisa membukukan pendapatan sebesar US$ 371 juta dengan laba bersih US$ 90 juta. Karena itu, RHB Sekuritas masih memberi rekomendasi BUY saham MDKA dengan target Rp 2.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News