Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan saham PT Astra International Tbk (ASII) di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) telah bertambah menjadi 20%. Analis menilai, aksi ini bisa jadi katalis positif buat kinerja bisnis dan saham HEAL.
Melansir keterbukaan informasi, Selasa (16/9/2025), ASII membeli total 1.472.471.400 lembar saham HEAL dalam rentang empat hari berturut-turut, yakni 9-12 September 2025. Masing-masing dibeli dengan harga Rp 1.683, Rp 1.705, Rp 1.717, dan Rp 1.850 per saham. Dus, ASII telah mengeluarkan dana sekitar Rp 2,69 triliun.
Corporate Secretary ASII Gita Tiffany Boer mengatakan, transaksi ini bertujuan untuk investasi dengan status kepemilikan saham tidak langsung.
"Jumlah saham sebelum transaksi mencapai 1,60 miliar saham atau 10,42%. Persentase saham yang ditransaksikan 9,58% dan jumlah saham setelah transaksi menjadi 3,07 miliar saham atau 20%," ungkap Gita di keterbukaan informasi, Selasa (16/9/2025).
Baca Juga: Astra International (ASII) Borong Saham Medikaloka Hermina (HEAL) Rp 2,69 Triliun
Head of Corporate Communication ASII Windy Riswantyo menilai, HEAL merupakan salah satu rumah sakit dengan jaringan terluas di Indonesia. Sejak ASII berinvestasi pada 2021, HEAL telah menambah 8 rumah sakit dan 2.300 tempat tidur, sehingga saat ini telah mengoperasikan 52 rumah sakit dengan lebih dari 8.200 tempat tidur yang tersebar di 36 kota.
Windy menyebut, HEAL juga memiliki manajemen yang kuat dan memiliki kinerja operasional yang solid. “Hal ini sejalan dengan aspirasi Astra untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan memberikan akses layanan kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” ucap Windy kepada Kontan, Rabu (17/9/2025).
Selain itu, ASII juga melihat sektor layanan kesehatan terus berkembang dan akan menjadi kunci untuk berekspansi.
Jadi Katalis Positif
Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi melihat, ASII tampak hendak mendiversifikasi portofolio saham yang prospektif. Sebab, HEAL termasuk emiten sektor rumah sakit yang defensif dalam jangka panjang dengan cash flow yang relatif stabil.
Selain itu, HEAL juga memiliki ruang ekspansi yang besar mengingat permintaan layanan kesehatan terus meningkat. “Bagi ASII, masuk HEAL bisa jadi pintu untuk exposure lebih besar ke bisnis jasa kesehatan di Indonesia,” ujar Wafi saat dihubungi Kontan, Rabu (17/9/2025).
Baca Juga: Medikaloka Hermina (HEAL) Akan Operasikan Dua Rumah Sakit Baru pada Penghujung 2025
Upaya ini dapat menjadi katalis positif bagi kedua emiten tersebut, khususnya HEAL. Sebab, tahun 2025 menurut Wafi menjadi tahun yang cukup berat bagi kinerja HEAL. Hal ini tampak dari laba bersihnya yang turun tajam 35,65% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 284,30 miliar di semester I.
Walau begitu, kata Wafi, HEAL masih memiliki peluang perbaikan kinerja di semester II, mengingat ada permintaan musiman seperti kunjungan rumah sakit yang meningkat di periode tersebut.
Ditambah, upaya peningkatan efisiensi operasional dan strategi digitalisasi yang tengah dilakukan HEAL diharap mampu memulihkan kinerjanya, meski tidak instan mengingat adanya peningkatan biaya tenaga medis dan operasional.
“Laba bersih mungkin belum bisa balik ke level puncaknya, lebih flat to modest growth dibanding 2024. Tapi untuk full year 2025 pendapatan HEAL masih bisa tumbuh high single digit,” prediksinya.
Dus, secara jangka panjang, Wafi merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga Rp 1.800 per saham.
Selanjutnya: Vitol dan Glencore Ajukan Tawaran untuk Saham Chevron
Menarik Dibaca: MYC Finance Melonjak 44% dalam 24 Jam, Bertahan di Puncak Kripto Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News