Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Managemen PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menyatakan kaget terhadap penurunan harga saham MNCN yang anjlok 25% pada penghujung perdagangan, Senin (17/6) menjadi Rp 975 per saham pada penutupan perdagangan. Managemen anggota indeks Kompas100 ini menyatakan, belum ada peristiwa penting atau informasi material non publik yang telah menyebabkan penurunan saham perseroan secara signifikan.
Investor Relation Media Nusantara Citra Marshall Wijaya Pheri melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, menyatakan sejauh ini perusahaan terus membuat perkembangan positif antara lain: Pertama, Pendapatan bersih MNCN naik 18% year on year (YOY) menjadi Rp 1,88 triliun pada kuartal I 2019.
Kenaikan pendapatan ini terutama ditopang kinerja yang kuat dalam pendapatan iklan, pendapatan konten dan iklan digital. "Pendapatan iklan meningkat sebesar 15%, iklan konvensional tumbuh 7% dan pendapatan tambahan dari iklan digital yang tumbuh luar biasa sebesar 330%," ujar Marshall.
Selain itu, ia mengatakan, pendapatan konten perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini juga meningkat signifikan sebesar 47% YoY hingga mencapai Rp 460 miliar pada kuartal I 2019 karena peningkatan jumlah konten yang diproduksi in-house.
Kedua, MNCN akan meluncurkan inisiatif digital baru pada Agustus 2019 mendatang yang disebut FTA+ secara langsung aplikasi streaming untuk 4 FTA perusahaan (RCTI, MNCTV, GTV dan iNews). FTA akan menjadi bagian penting dari pertumbuhan MNCN di masa depan, karena akan menangkap tren tontonan online yaitu berdasarkan permintaan dan pendapatan iklan digital.
Ketiga, MNC juga memperkuat kemitraan dengan You Tube dengan mendapatkan alat roll up untuk beroperasi sebagai jaringan multi-saluran (MNC) di You Tube yang menjadi pertanda sangat baik dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan aktivitasnya.
"Karena itu, kami dikejutkan dengan pergerakan harga saham hari ini. Managemen MNCN tetap yakin akan kinerja fundamental perusahaan dan akan terus meningkatkan semua operasional metrik kinerja yang kami yakini akan positif untuk penilaian perusahaan di masa mendatang," imbuhnya.
Karena itu, Marshall menegaskan bahwa penurunan saham MNCN tersebut tak ada kaitannya dengan kinerja perusahaan. Saat ini saham MNCN diperdagangkan dengan PER kurang dari 7x 2019 tahunan.
MNCN juga mengatakan, penurunan harga saham signifikan ini dilakukan secara paksa oleh pemegang saham tertentu, karena seharusnya penjualan saham dalam volume besar bisa saja dilakukan dalam rentang waktu tertentu, tanpa memengaruhi harga saham seperti yang terjadi saat ini.
Pialang penjualan utama MNCN dalam satu jam terakhir sebelum penutupan bursa adalah Morgan Stanley (asing) penjualan di harga rata-rata Rp 1.023,7 per saham dengan nilai Rp 36 miliar dan CGS-CIMB (asing) dengan harga rata-rata penjualan RP 1.024,7 per saham dengan nilai Rp 24 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News