Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan belakangan, Indeks Harga Saham Gabungan diwarnai aksi jual. Alhasil, IHSG tertekan 2,26% dalam lima hari perdagangan. Di tengah fluktuasi indeks tersebut, saham lapis kedua yang masih murah justru tampil lebih menarik.
IHSG banyak disetir oleh sentimen eksternal, seperti beberapa kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang membuat pasar Asia terkoreksi. Di bulan ini, sentimen global tersebut masih bisa mempengaruhi laju IHSG.
Di tengah aksi jual investor asing, saham-saham second liner bisa menjadi pertimbangan investasi. Selain mencari fundamental yang masih bagus, sebaiknya valuasi juga tetap menjadi pertimbangan.
Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, beberapa saham memiliki price to earning ratio (PER) murah. Salah satunya, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). "Perusahaan ini memiliki kinerja yang positif setiap tahun. Secara valuasi SRIL memiliki PER 7,14 kali,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (11/3).
Selain itu, Nafan juga menjagokan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Kinerja AUTO akan mendapat angin segar dari penjualan suku cadang asli. Sedangkan BNGA menerapkan efisiensi bisnis untuk meningkatkan kinerja. "Non performing loan berhasil ditekan,” kata dia.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas, mengatakan, selama indeks tertekan, saham lapis dua biasanya masih bisa bertahan. Edwin merekomendasikan saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK). Produsen cetakan sarung tangan tersebut dinilai memiliki fundamental yang baik. "MARK target harganya Rp 2.590," lanjut dia.
Lalu, Kiswoyo Adi Joe, Analis Recapital Asset Management, menambahkan, ada sejumlah saham lapis dua yang direkomendasikan beli. Di antaranya saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT), PT Gozco Plantation Tbk (GZCO), PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dan Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI). Kinerja FPNI masih bakal meningkat, disokong oleh membaiknya industri petrokimia.
Lalu, emiten perkebunan seperti BWPT dan GZCO juga lumayan menarik lantaran keduanya memiliki usia tanaman produktif yang siap panen. Ia memberi target harga di Rp 375 untuk saham BWPT, Rp 150 untuk saham GZCO, Rp 2.800 untuk saham ZINC dan FPNI dengan target harga Rp 350.
Sementara itu, Nafan merekomendasikan beli saham SRIL dengan target Rp 428 dan BNGA dengan target Rp 1.720. Lalu, saham AUTO direkomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 1.750.
IHSG masih kuat
Nafan mengatakan, IHSG memang masih akan dibayangi sejumlah tekanan. Pasar saham AS dinilai masih bisa terkoreksi dan membuat IHSG fluktuatif. Namun menurut dia, IHSG masih bisa tumbuh, sejalan dengan fundamental dalam negeri.
Di akhir tahun, Nafan memprediksi IHSG bisa menyentuh level 7.033. Untuk saat ini, koreksi IHSG dapat dimanfaatkan untuk akumulasi beli saham-saham dengan valuasi murah. "Jadi, bisa mendapat potensi upside lebih besar," ujarnya.
Kiswoyo menambahkan, IHSG berpotensi mencapai level 6.800 pada semester I-2018. Salah satu sebabnya, ada momentum pemilihan umum yang membuat potensi perputaran uang semakin banyak. "Jadi, ekonomi bisa tumbuh lebih cepat," ujarnya. Dampak pasar AS terhadap koreksi IHSG pun hanya sementara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News