kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Saham Emiten Nikel Melonjak, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 12 Oktober 2025 / 15:25 WIB
Saham Emiten Nikel Melonjak, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten-emiten nikel melesat. Sejumlah analis menilai, hal ini tak lepas dari permintaan nikel global yang terus meningkat.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten-emiten nikel melesat. Sejumlah analis menilai, hal ini tak lepas dari permintaan nikel global yang terus meningkat seiring dorongan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan program hilirisasi dalam negeri.

Semisal, harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) terpantau melesat 261,90% secara year to date (YtD) hingga Jumat (10/10/2025), ke level Rp 760 per saham.

Kenaikan yang lebih tajam bahkan terlihat pada harga saham PT Pam Mineral Tbk (NICL), yang menanjak 328,85% YtD ke Rp 1.115 per saham. Sementara itu, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) turut menguat 51,66% YtD ke posisi Rp 1.145 per saham.

Tak ketinggalan, harga saham PT Merdeka Battery Minerals Tbk (MBMA) juga naik 37,55% YtD ke Rp 630, begitu pula saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) meningkat 25,41% YtD ke Rp 4.540.

Kenaikan tersebut dinilai wajar, mengingat prospek jangka panjang industri nikel masih cerah. 

Baca Juga: Perusahaan Nikel Neo Energy Materials Dikabarkan Bakal IPO di BEI

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menilai, tingginya permintaan global terhadap EV dan proyek hilirisasi pemerintah Indonesia masih menjadi faktor utama di balik reli saham-saham sektor ini.

“Karena supply masih sedikit, hal ini bisa mendorong dari sisi kinerja saham nikel,” jelas Indy kepada Kontan, Minggu (12/10/2025).

Kenaikan permintaan ini sejalan dengan transisi global menuju energi hijau. Pasalnya, nikel menjadi bahan baku penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik karena kemampuannya meningkatkan kapasitas penyimpanan energi. 

Dari sisi fundamental, Indy menilai, mayoritas emiten nikel menunjukkan kinerja yang relatif solid. Meski beberapa perusahaan mencatat perlambatan pada pertumbuhan laba bersih akibat fluktuasi harga nikel dunia, namun profitabilitas tetap terjaga.

“Secara fundamental masih cukup baik secara profitabilitas, walaupun ada pelemahan di net income growth namun masih positif. OPM (operating profit margin) dan NPM (net profit margin) masih stabil,” jelas Indy.

Baca Juga: Pasar Nikel Global Diperkirakan Tetap Surplus Tahun Depan

Ke depan, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat kinerja fundamental dan saham emiten nikel akan dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas nikel. Data Trading Economics mencatat, harga nikel hingga Jumat (10/10/2025) melemah 14,99% YtD ke US$ 15.215 per ton. 

Ditambah lagi dengan adanya faktor ketidakpastian global dapat memicu pelaku pasar untuk lebih bersikap hati-hati. “Tantangan hilirisasi berupa dinamika pendanaan juga membutuhkan proses panjang,” tambah Nafan.

Indy menimpali, prospek kinerja ke depan terutama akan dipengaruhi permintaan dari Tiongkok, yang masih menjadi pasar utama logam nikel dunia. Perlambatan ekonomi di negara tersebut berpotensi menahan laju kenaikan harga nikel jika permintaan dari sektor industri dan otomotif melemah. 

Selain itu, keberlanjutan proyek-proyek pengolahan nikel di dalam negeri juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. 

Di sisi lain, potensi oversupply juga menurut Indy menjadi bayang-bayang tersendiri. Masuknya produksi baru dari beberapa proyek besar, baik di Indonesia maupun luar negeri, bisa menekan harga nikel global jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan permintaan yang sepadan. 

“Namun, peluangnya masih tinggi mengingat demand untuk EV dan hilirisasi yang besar, jadi margin berpotensi lebih kuat,” kata Indy.

Untuk rekomendasi saham, Indy menilai NCKL layak dicermati dengan target harga Rp 1.200 per saham.

Sementara itu, Nafan menyarankan buy saham DKFT dengan target harga Rp 870, dan add saham NCKL pada target harga Rp 1.215 per saham.

Baca Juga: Harga Saham Emiten Nikel Melesat Sejak Awal Tahun, Simak Rekomendasinya

Selanjutnya: Pasar Kripto Alami Aksi Jual Terbesar, Siapa yang Menanggung Kerugiannya?

Menarik Dibaca: Simak yuk 7 Strategi Kelola Keuangan Cerdas Saat Dana Anda Terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×