Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham milik Bakrie Group mendapatkan angin segar dari hasil kunjungan kenegaraan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 8-10 November 2024 lalu.
Salah satu sentimen positifnya ialah dicapainya kesepakatan bilateral Indonesia-China untuk menggarap sektor energi dan hilirisasi 26 komoditas utama dalam negeri. Selain itu, ada juga beberapa kesepakatan yang ditandatangani mencakup pengembangan proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT) untuk meningkatkan kapasitas produksi energi bersih dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Dalam catatan Kontan.co.id, Bakrie Group sudah membawa satu oleh-oleh dari kunjungan presiden ke China yaitu ditandatanganinya nota kesepahaman antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan Envision Energy International Ltd soal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (Floating Solar Power Plant) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau Wind Power Plants.
Baca Juga: Bakrie & Brothers (BNBR) Teken MoU dengan Perusahaan China Untuk Proyek PLTB dan PLTS
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Roy Hendrajanto M. Sakti dan Senior Vice President Envision Hu Yingchun, pada acara Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing, Minggu (10/11).
Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk Roy Hendrajanto M. Sakti menyatakan, BNBR dan Envision sedang mengeksplorasi untuk membangun PLTS Terapung dan PLTB yang masing-masing memiliki kapasitas sebesar 200 Mega Watt.
Rencananya, kedua teknologi tersebut akan menggunakan tenaga hibrida untuk memasok listrik yang bersih, dapat diandalkan dan berkelanjutan untuk mendukung jaringan listrik terutama di daerah timur Indonesia.
Untuk memastikan keandalan pasokan listrik ke jaringan, lanjut Roy, nantinya dimungkinkan pula untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Grup Bakrie lainnya. Yakni, berupa kerja sama dalam memasok gas bumi yang diperlukan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang juga akan memasok listrik ke jaringan.
Roy menambahkan, kedua perusahaan juga berencana mengeksplorasi potensi pengembangan kawasan industri hijau seluas 1.000 Ha di Indonesia. Selain itu, keduanya juga akan menginisiasi pengembangan rantai pasok pengolahan nikel untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus menambahkan, dalam waktu dekat akan ada sentimen positif di beberapa saham seperti yang sudah terjadi di Group Bakrie.
“Misalnya saja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Tinggal perlu dilihat kembali fundamentalnya terefleksi atau tidak dalam jangka menengah hingga panjang,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (12/11).
Mengutip RTI, saham BUMI dalam sepekan sudah naik hingga 23,91% ke level Rp 169 per saham. Kemudian saham BRMS juga sudah menghijau 18,45% dalam lima hari belakangan ke level Rp 488 per-saham.
Baca Juga: Laba Bersih Bakrie & Brothers (BNBR) Naik Jadi Rp 636,27 Miliar per Kuartal III-2024
Emiten Bakrie lain yang bermain di sektor EBT ialah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang sahamnya juga menguat 21,43% ke level Rp 51 per-saham. Tapi sebagai catatan BNBR disematkan notasi khusus oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena harga rata-rata saham selama enam bulan terakhir di pasar reguler kurang dari Rp 51.
Maka itu, Angga menilai, saham Bakrie group yang menarik dicermati ialah BUMI dan BRMS.
Analisisnya BUMI berhasil breakout dari resistance Rp 154 dan membentuk high baru, melanjutkan kenaikan mendekati Rp 170. Sedangkan BRMS jika berhasil bertahan di atas Rp 440 berpotensi melanjutkan kenaikan ke level tertingginya kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News