Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) dinilai memiliki prospek yang cerah di sisa tahun ini. Selain diuntungkan oleh fluktuasi harga minyak dunia, ELSA juga dapat meraih manfaat atas ekspansi bisnisnya sejauh ini.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyampaikan, ELSA mendapat angin segar dari kenaikan harga minyak dunia. Terlebih lagi, produksi dan permintaan terhadap minyak secara global masih terus tumbuh kendati ada gejolak geopolitik yang melibatkan negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia. “Praktis, risiko kinerja ELSA saat ini lebih terkait dengan tercapai atau tidaknya target penyelesaian kontrak,” kata Nafan, Senin (17/6).
Sekadar informasi, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2019 di New York Mercantile Exchange naik 15,01% (ytd) hingga hari ini (17/6) ke level US$ 52,23 per barel. Di periode April hingga Mei lalu harga minyak dunia bahkan sempat melonjak di kisaran US$ 60 per barel.
Modal bagi ELSA tak hanya berasal dari pergerakan harga minyak saja. Emiten ini juga memiliki prospek yang positif berkat gencarnya aktivitas bisnis yang dilakukannya.
Analis OCBC Sekuritas Inav Haria Chandra mengungkapkan, salah satu upaya ELSA dalam mendongkrak kinerja adalah dengan mengikuti berbagai tender jasa migas. Ambil contoh, akhir tahun lalu ELSA dipercaya sebagai kontraktor jasa dalam penerapan enhanced oil recovery (EOR) pertama di Pertamina.
Asal tahu saja, EOR merupakan suatu metode untuk meningkatkan cadangan minyak pada suatu sumur dengan cara meningkatkan volume produksi minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksi. ELSA menerapkan EOR dalam bentuk injeksi polimer pada sumur T46 di Lapangan Tanjung, PEP Asset 5 dengan waktu pekerjaan hingga 21 November mendatang.
Menurut Inav, kegiatan EOR semakin penting untuk mengatasi penurunan tingkat produksi. Hal ini mengingat produksi sebagian besar sumur minyak di Indonesia telah mencapai level puncak. Lantas, keberhasilan ELSA dalam memenangi tender jasa kontraktor EOR akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Inav menyebut, bisnis perdagangan kimia akan memperoleh manfaat yang besar seiring kegiatan EOR yang dilakukan oleh ELSA. “Kontribusi pendapatan dari perdagangan bahan kimia ELSA masih rendah, tapi potensi pertumbuhannya sangat tinggi,” ungkap dia pada riset.
Memang, kemungkinan kegiatan EOR untuk mampu mendongkrak pendapatan ELSA secara signifikan dalam jangka pendek relatif cukup terbatas. Namun, ELSA dinilai akan memperoleh peningkatan kinerja yang besar dari kegiatan EOR setelah blok Rokan resmi dikuasai oleh Pertamina pada 2021 nanti.
Inav pun merekomendasikan beli saham ELSA dengan target Rp 700 per saham. Dia memprediksi, pendapatan ELSA di akhir tahun nanti mencapai Rp 7,58 triliun sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 394 miliar.
Setali tiga uang, Nafan juga menyarankan investor untuk melakukan akumulasi beli terhadap saham ELSA dengan target harga secara jangka panjang Rp 454 per saham.
Senin (17/6), harga saham ELSA turun 3,30% ke level Rp 352 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News