Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Prospek dan Rekomendasi
Wafi melihat, kinerja BUMI ke depan masih imbang dibayangi sentimen positif dan negatif.
Sentimen positif berasal dari aksi akuisisi Wolfram di segmen emas, serta pipeline akuisisi Jubilee & Laman Mining yang berpotensi memberikan diversifikasi dari segmen batubara.
Sementara, sentimen negatif berasal dari harga batubara yang masih lemah, arus kas ketat, dan leverage naik karena pendanaan untuk akuisisi.
Baca Juga: Diramal Masuk MSCI, Begini Kata Bos Bumi Resources Minerals (BRMS) Agoes Projosasmito
Melansir RTI, BUMI punya price to earning ratio (PER) 133,53x dan price to book value (PBV) 3,49x. Harga saham BUMI juga masih naik 106,78% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Menurut Wafi, PBV BUMI memang rendah, tetapi itu justru mencerminkan pendapatan yang volatil, risk leverage, dan arus kas yang belum stabil.
“Valuasi belum sepenuhnya mencerminkan hasil dari diversifikasi emas, karena aset baru masih butuh waktu kontribusi,” katanya.
Wafi pun merekomendasikan trading buy untuk BUMI dengan target harga Rp 280 per saham.
Nafan menambahkan, prospek harga batubara ke depan juga masih belum bagus. Namun, adanya diversifikasi ke lini usaha baru bisa meningkatkan performa BUMI ke depan.
Baca Juga: UBS Menilai Pondasi Bisnis Emas Jadi Daya Tarik Saham Bumi Resources Minerals (BRMS)
“Saat ini saham BUMI sudah semakin likuid. Valuasi Juga sudah di atas fair valued,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat.
Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham BUMI ada di level support Rp 234 per saham dan resistance Rp 244 per saham.
Herditya pun merekomendasikan trading buy untuk BUMI dengan target harga Rp 250 - Rp 260 per saham.
Selanjutnya: Beda dengan Batubara, Peraturan DMO Emas akan Menyesuaikan Harga Pasar
Menarik Dibaca: Hari Pertama Tayang, Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Catat 272.846 Penonton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












