kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Saham bank second liner bisa jadi pilihan saat blue chip sudah terlalu mahal


Selasa, 15 Januari 2019 / 20:53 WIB
Saham bank second liner bisa jadi pilihan saat blue chip sudah terlalu mahal


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sektor keuangan masih bergerak positif dengan tumbuh 3,23% sejak awal tahun atau year to date (ytd). Menariknya, dari sektor tersebut, beberapa saham lapis kedua atau second liner kompak melaju kencang.

Saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) sudah naik 11,84% ytd, PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) naik 10,48% ytd, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 23,50% ytd, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 8,66% ytd dan PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) naik 6,40% ytd.

Menanggapi kondisi tersebut, analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, kenaikan tersebut disebabkan adanya ekspektasi yang lebih stabil dari sektor keuangan pada tahun 2019. Ekspektasi sektor keuangan tahun ini misalnya proyeksi suku bunga acuan yang tidak akan bergerak terlalu agresif seperti tahun 2018.

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2018, Bank Indonesia (BI) sudah mengerek suku bunga acuan sebanyak 175 bps menjadi di level 6%. Disisi lain, nilai tukar rupiah dirasa sudah cukup stabil. “Saham bank di luar blue chip akan sensitif terhadap sentimen tersebut,” ujar Valdy kepada Kontan.co.id, Selasa (15/1).

Menurut Valdy, setidaknya kondisi ini akan bertahan hingga akhir Juni 2019 saat bank sentral Amerika Serikat diprediksi akan kembali mengkaji kebijakan suku bunga acuan.

Valdy merekomendasikan untuk bisa memperhatikan dan mengoleksi BDMN, BTPN dan BBTN. Itu karena BDMN terdorong oleh pembiayaan kendaraan dari Adira Finance. BBTN terdongkrak potensi kredit perumahan yang diperkirakan akan terus melaju dan BTPN semakin berpotensi pasca akusisi yang dilakukan.

William Hartanto, Analis Panin Sekuritas justru menilai ini buntut dari sentimen sektor perbankan yang cukup mendukung dari nilai tukar rupiah dan suku bunga acuan. Selain itu, investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk masuk ke saham-saham lapis kedua untuk mengantisipasi saham blue chip perbankan yang sudah terlampau mahal.

Pihaknya merekomendasikan untuk masuk ke BDMN dengan target harga Rp 9.000 per saham, PNBN dengan target harga Rp 1.300 per saham dan BBTN dengan target harga Rp 2.850-Rp3.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×