Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kasus konversi lahan yang melibatkan PT Bukit Jonggol Indah (BJA), anak usaha dari PT Sentul City Tbk (BKSL) masih terus menimbulkan kontroversi. Meski demikian, niat Sentul City untuk mengakusisi BJA sepenuhnya dari tangan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) hingga kini masih bulat.
Menurut Michael Tene, Investor Relations BKSL, kasus yang melibatkan perseroan ini tak mengganggu proses akusisi sisa 35% saham BJA. "Proses masih berlanjut. Ada beberapa kondisi yang harus dilakukan kedua belah pihak. Namun, saya tak bisa menjelaskannya," tutur Michael kepada KONTAN, Senin (9/6).
Hingga kini, kepemilikan saham BKSL terhadap BJA masih sekitar 65%, sedangkan sisanya 35% masih digenggam ELTY.
Sebelumnya, BKSL menargetkan akan mengakusisi penuh PT BJA ini pada kuartal pertama tahun ini. Akan tetapi, BKSL masih belum menggenapi niatnya. Adapun, nilai valuasi dari akusisi 35% ini disebut-sebut premium. Namun, Michael masih belum mau membeberkan nilainya.
Yang pasti, harga saham BKSL terus merosot. Senin (9/6) kemarin, BKSL melemah 7,03% menjadi Rp 119 per saham. Ini merupakan harga terendah BKSL sejak 30 Juni 2011.
Menurut Reza Nugraha, analis MNC Securities, penurunan ini disebabkan karena para investor melihat belum adanya kemajuan dari kasus konversi lahan. Di samping itu, melemahnya sektor properti tahun ini, membuat investor melepas saham tersebut. "Belum ada kemajuan dan tak ada komentar dari BKSL terhadap kasus itu," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News