kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Saat tepat bagi emiten BUMN persiapkan buyback


Rabu, 19 Agustus 2015 / 19:38 WIB
Saat tepat bagi emiten BUMN persiapkan buyback


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Fluktuasi pasar saham Indonesia beberapa bulan terakhir membuat harga saham anjlok termasuk saham-saham emiten pelat merah. Pada penutupan Rabu (19/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,58% ke level 4.484,24.

Sejak awal tahun IHSG telah merosot hingga 14,4%. Kondisi ini membuat sejumlah emiten BUMN berencana melakukan buyback saham untuk mengerem penurunan harga saham lebih lanjut.

Aloysius Kiik Ro, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN mengatakan sejumlah emiten berencana buyback namun masih menunggu aturan buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS) kembali diberlakukan. "Aturan reguler memang sudah ada, tetapi itu tidak fleksibel, harus menunggu tiga bulan untuk bisa dijual lagi," ujarnya.

David Nathanael, analis First Asia Capital mengatakan saat ini merupakan waktu yang tepat bagi emiten BUMN untuk mempersiapkan buyback mulai dari persiapan dana dan pemberitahuan pada investor terkait rencana. Namun, eksekusinya bisa dilakukan ketika IHSG turun ke level terendahnya. "Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan," ujar David pada KONTAN, Rabu (19/8).

Menurut David, level bottom IHSG masih belum dilewati dan itu akan terjadi antaran Agustus hingga September mendatang. Jika sudah mendekati level terendah maka emiten BUMN bisa segera buyback.

Namun, David mengingatkan aksi buyback tidak akan bisa menaikkan harga saham. Tetapi hanya berfungsi sebagai rem yang menahan penurunan harga saham. "Kalau IHSG turun ada dua pilihan yang harus dilakukan yakni bagaimana menaikkan dan bagaimana mengerem penurunan. Buyback ini sebagai rem bukan gas," terangnya.

Kendati buyback tepat dilakukan di tengah penurunan pasar saham saat ini, namun David mengatakan aksi ini hanya tepat dilakukan oleh emiten yang memiliki kas yang cukup. Jangan sampai buyback dilakukan dengan menggunakan dana pinjaman karena buyback tidak mendorong kenaikan harga saham dan kinerja perusahaan. Sementara menambah pinjaman maka perseroan harus menanggung beban bunga.

Menurut David, tak masalah buyback dilakukan dengan menunda ekspansi asalkan dana tersebut berasal dari kas internal. Pasalnya, di tengah perlambatan ekonomi seperti saat ini percuma juga bagi emiten untuk melakukan ekspansi. "Jadi tantangan buyback ini hanya pada kesiapan dana saja," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×