kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Saat Rupiah Melemah, Investasi Valas Dinilai Prospektif


Jumat, 26 September 2025 / 19:30 WIB
Saat Rupiah Melemah, Investasi Valas Dinilai Prospektif
ILUSTRASI. Tren negatif pergerakan kurs rupiah berpeluang berlanjut. Investor bisa memanfaatkan momentum koreksi rupiah untuk investasi pada instrumen valas. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/11/2022


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren negatif pergerakan kurs rupiah sangat mungkin berlanjut. Apalagi, rupiah tidak hanya melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), melainkan juga mata uang lainnya. Dalam kondisi saat ini, investor bisa memanfaatkan momentum koreksi rupiah untuk berinvestasi pada instrumen valas.

Sebagai pengingat, kurs rupiah di pasar spot menguat 0,07% ke level Rp 16.738 per dolar AS pada Jumat (26/9). Namun, dalam sepekan terakhir, kurs rupiah spot melemah 0,82% ketimbang posisi Rp 16.601 per dolar AS pada Jumat (19/9) pekan lalu.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menilai, saat ini dolar Singapura (SGD) dapat menjadi instrumen valas pilihan bagi investor. Setelah itu diikuti oleh euro (EUR) dan poundsterling (GBP).

Baca Juga: Rupiah dan Dolar Taiwan Jadi Mata Uang Asia Paling Lesu Hari Ini

SGD tengah mengalami tren penguatan terhadap rupiah. Dalam berita sebelumnya, Dolar Singapura berada di level Rp 13.064,14 (kurs jual) dan Rp 12.929,13 (kurs beli) pada Jumat (26/9) berdasarkan data Bank Indonesia (BI).

Menurut Ibrahim, selain ditopang oleh kurs yang dalam posisi menguat, SGD juga memiliki likuiditas yang mumpuni. Apalagi, kegiatan perdagangan ekspor dan impor Indonesia paling banyak dilakukan dengan Singapura dan transaksinya tentu melibatkan SGD.

“Belakangan ini juga muncul tren warga Singapura berwisata ke Indonesia dengan memanfaatkan kurs rupiah yang lagi melemah,” kata dia, Jumat (26/9/2025).

Peluang penguatan SGD terhadap rupiah sangat terbuka. Jika rupiah menembus level Rp 17.000 per dolar AS atau bahkan menyentuh level Rp 18.000 per dollar AS ketika akhir tahun nanti, bukan mustahil nilai tukar dolar Singapura juga melejit hingga ke level Rp 15.000.

Saat ini, rupiah memang dihajar oleh sentimen eksternal dan internal. Dari eksternal, konflik geopolitik di Eropa dan Timur Tengah memberi tekanan terhadap rupiah. Mata uang garuda juga tertekan oleh sikap skeptis pelaku pasar terhadap kebijakan-kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, terutama mengenai penyaluran dana Rp 200 triliun dari BI ke Himbara.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, saat ini instrumen valas yang menjanjikan bagi investor adalah euro (EUR) dan franc Swiss (CHF). Sedangkan untuk valas regional, pilihan menarik ada pada bath Thailand (THB) dan dolar Singapura (SGD).

Baca Juga: Kurs Euro dan SGD Rekor, Pilah-Pilih Major Currencies yang Berjaya

Menurutnya, CHF makin bersinar sebagai safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat dampak kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump. Ditambah lagi, Bank Sentral Eropa (ECB) justru diperkirakan bakal mengerek suku bunga acuan pada tahun depan, di saat The Fed sedang menjalani siklus pemangkasan suku bunga acuan.

Para investor disebut Lukman bakal cenderung sidelined atau menghindari investasi pada aset yang volatile di tengah banyaknya gejolak pasar seperti saat ini. “Untuk mata uang-mata uang yang disebutkan tadi, cukup bagus untuk jangka panjang hingga tahun depan,” ungkap dia, Jumat (26/9/2025).

Lukman melanjutkan, investor perlu mempertimbangkan kondisi mata uang ketika hendak berinvestasi valas. Hal ini mencakup status apakah mata uang tersebut safe haven atau bukan, kondisi likuiditas, hingga prospek pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga mata uang yang bersangkutan.

Yang terang, investasi valas sangat memungkinkan di saat rupiah sedang melemah. Lukman memperkirakan, rupiah bakal tetap berada di atas level Rp 16.000 per dolar AS untuk setahun ke depan, apapun perkembangan dolar AS pada masa mendatang.

“Rupiah memang agak mengkhawatirkan karena juga terdampak oleh faktor domestik,” tandas dia.

Selanjutnya: OpenAI, Oracle, dan SoftBank Bangun 5 Pusat Data AI Baru di AS

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Terbaru Besok Sabtu, 27 September 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×