Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah dalam perdagangan Jumat (23/3). Indeks bergerak di kisaran 6.085 hingga 6.210 dalam perdagangan hari ini dan ditutup di level 6.210.
Investor asing mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,06 triliun dalam perdagangan hari ini. Dengan demikian, secara year to date (ytd) asing sudah mencatatkan penurunan sebesar Rp 20,6 triliun dengan penjualan terbesar di pasar reguler sebesar Rp 21,9 triliun.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan bahwa sentimen terbesar berasal dari global dengan ancaman perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) terutama setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perjanjian terkait dengan memorandum tarif anti China.
Selain itu, Hans juga melihat bahwa dengan perang dagang ini, China kemungkinan akan enggan membeli US Treasury sehingga yield US Treasury akan menguat dan menyebabkan goyangnya industri keuangan. Dengan tekanan ini, suku bunga Bank Indonesia seharusnya dinaikkan.
Inilah yang menurut Hansmenjadi penyebab saham-saham di sektor perbankan mencatatkan penurunan yang signifikan. Selain itu, tren bunga rendah juga menyebabkan penurunan signifikan untuk saham-saham di sektor properti.
Menurut Hans, asing saat ini sedang memilih untuk memegang uang cash. "Hal ini terlihat dari keluarnya asing di pasar SUN juga," kata Hans, Jumat (23/3). Hans juga menduga bahwa asing kemungkinan akan memilih pasar-pasar safe haven seperti emas, franc swiss, yen dan kembali lagi dollar AS.
Terkait dengan strategi investor, Hans melihat bahwa seharusnya investor memilih saham-saham yang aman yakni saham yang mulai membagikan dividen. Apalagi beberapa saham akan membagikan dividen cukup besar seperti BBRI, BMRI dan BBNI.
"Saham pembagi dividen besar bisa dibeli, namun dengan horizon waktu yang lebih panjang," kata Hans. Menurut Hans IHSG baru akan mencatatkan rebound jika risiko global juga sudah turun. Ia memperkirakan support IHSG di level setidak-tidaknya sebesar 5.800 hingga 5.900.
Ia juga menambahkan, dengan penurunan yang terjadi, earning per share yang lebih tinggi serta kinerja emiten yang baik menyebabkan indeks saham sekarang sudah lebih murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News