kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat harga berpendar, produksi emas stabil


Rabu, 22 Juni 2016 / 13:10 WIB
Saat harga berpendar, produksi emas stabil


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Melonjaknya harga emas di pasar spot diprediksi berdampak positif kepada kinerja perusahaan tambang emas . Namun, lonjakan harga ini tak bisa diimbangi dengan memompa produksi.

Perusahaan tambang emas seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam) misalnya, tak bisa serta-merta menggenjot produksi dan penjualan pas harga emas sedang mengkilat seperti sekarang.

Menurut Direktur Pemasaran PT Aneka Tambang Tbk Harry Widjajanto, Antam tidak berencana mengubah target produksi tahun ini. Sebagai catatan sepanjang tahun ini Antam menargetkan produksi emas 2,45 ton, atau naik dari 2015 sebesar 2,2 ton.

Dari total target produksi 2016 tersebut, sebesar 1,45 ton dari tambang dari Pongkor, di Bogor Jawa Barat dan sisanya 1 ton dari Cibaliung, Pandeglang Banten.

Perusahaan ini hanya mempertahankan produksi sesuai dengan target. "Karena tambang emas Antam adalah tambang bawah tanah, sehingga produksinya tidak bisa digenjot seperti tambang terbuka," katanya kepada KONTAN, Selasa (21/6).

Dia mengungkapkan, untuk produksi tahun ini memang di tingkatkan dari tahun lalu walaupun tipis. Namun untuk untuk penjualan emas, BUMN tambang emas ini menargetkan ada kenaikan menjadi 10 ton, dibandingkan dengan penjualan emas pada tahun sebelumnya sebesar 8,5 ton. "Hingga saat ini penjualan sudah 4 ton atau sudah sekitar 40% dari target," kata Harry.

Menurut data Bloomberg harga emas spot pada perdagangan Selasa (21/6) harga kontrak emas untuk pengiriman Agustus 2016 di Commodity Exchange Amerika Serikat mencapai US$ 1.288 per ons troi atau ounce (oz), atau naik 19,59% dibandingkan dengan awal tahun 1.077 per ons troi.

Harry menegaskan, Antam tidak sepenuhnya memproduksi emas dari tambangnya sendiri, sebab ada juga bahan baku yang diimpor. Hal inilah yang membuat penjualan emas terlihat lebih tinggi dari volume produksi di tambang dalam negeri. "Sebagian bahan baku berasal dari luar, termasuk impor oleh Logam Mulia," kata dia.

Secara terpisah, Tambang emas PT Agincourt Resource pemilik tambang emas Martabe di Sumatera Utara malah menurunkan target produksi perusahaan menjadi 260.000 ounce (oz) (1 oz=31 gram) emas dan 2,3 ounce perak, dari tahun lalu sebesar 285.000 ounce emas.

"Kami tetap berpegang pada production guidance 260.000 ounce gold per tahun," kata Corporate Communications Senior Manager PT Agincourt Resources Katarina Siburian kepada KONTAN, Selasa (21/6).

Dia mengatakan pada kuartal II-2016 masih menorehkan hasil yang baik. Namun dia belum mau membeberkan angka produksinya. Sehingga pada akhir tahun manajemen optimistis target produksi tahun ini bisa tercapai.

Meski produksi turun, Presiden Direktur Agincourt Resources Tim Duffy menyatakan, pihaknya terus melakukan eksplorasi untuk mencari tambang emas baru. "Intinya, peluang itu selalu ada. Kami tidak bisa mengungkapkan rencananya," ungkapnya.

Seperti diketahui sebelumnya, kepemilikan Agincourt kini sudah berubah, sebab pada Maret 2016 lalu, sekumpulan investor memborong seluruh saham G-Resources. EMR Capital membeli 61,4%, Farallon Capital membeli 20,6%, pemilik Wilmar Group Martua Sitorus memborong 11%. Lalu, kakak beradik pemilik Grup Djarum, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono membeli 7% saham G-Resources.

Dongkrak ekspor emas

Optimisme yang sama juga meliputi manajemen PT Antam. Perusahaan pelat merah ini optimistis bisa memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk mengerek ekspor emas ke kawasan ASEAN

Harry menjelaskan, dengan adanya perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), menjadi peluang bagi Antam untuk menggenjot jualan emas ke negara-negara tetangga. Beberapa negara yang kini menjadi pasar utama adalah Singapura dan Malaysia. "Dengan ada nya freee trade area (FTA) ASEAN dengan Indonesia, Antam tidak kena pajak sehingga menguntungkan perseroan," kata Harry.

Selain mengincar pasar negara tetangga di ASEAN, perusahaan ini juga berambisi untuk meningkatkan penjualan ke salah satu negara pembeli emas terbesar dunia yakni India. Hanya saja ia tidak memberikan perincian berapa besar target peningkatan penjualan emas ini.

Dia hanya menerangkan, pada tahun lalu, dari total penjualan emas PT Antam yang mencapai 14 ton, sebanyak 8,1 ton diantaranya telah diekspor ke India. Lalu 3,4 ton ke Singapura, dan sisanya Malaysia baru kemudian ke pasar domestik. Seiring dengan peningkatan ekspor ini, lanjut Harry bukan tidak realistis target perusahaan dapat tercapai tahun ini.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×