kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat aksi jual pasar saham menyebar ke seluruh penjuru dunia


Rabu, 07 Februari 2018 / 08:49 WIB
Saat aksi jual pasar saham menyebar ke seluruh penjuru dunia
ILUSTRASI. Bursa Eropa - Jerman


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Seluruh pasar saham global mengekor pergerakan saham utama di Wall Street pada Selasa (6/2). Indeks acuan saham di Eropa dan Asia mengalami penurunan yang signifikan karena sentimen berbalik menjadi negatif.

Sekadar menyegarkan ingatan, kemarin, indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun 4,73%, seiring anjloknya saham di semua sektor. Saham-saham produsen otomotif, keuangan dan teknologi tercatat melorot, di mana Toyota turun 2,87%. Sedangkan indeks Hang Seng ditutup turun lebih dari 5% dengan saham HSBC melorot 3% dan China Construction Bank kehilangan hampir 4%.

Di Eropa, indeks saham mencapai titik terendah enam bulan pada sesi pagi. Pan-European Euro Stoxx 600 jatuh untuk tujuh sesi berturut-turut, dengan melorot 3,2% pada pembukaan pagi sebelum akhirnya berhasil meminimalisir penurunan pada tengah hari. Pada saat yang sama, data Reuters menunjukkan, indeks volatilitas STOXX 50, indikator utama kecemasan pasar di Eropa, melonjak 8,1 poin menjadi 27,5. Ini adalah lonjakan terbesar sejak serangan 11 September.

Sementara itu, pasar saham di emerging market juga tergerus 3% pada Selasa. Bahkan indeks saham MSCI emerging market mencatatkan penurunan harian terburuk sejak November 2016.

Terguncang Wall Street

Sentimen global telah diguncang oleh sesi liar di Wall Street. "Frenzy" dan "panik" hanyalah beberapa kata sifat yang disiramkan pada berita utama Selasa pagi setelah Dow Jones merosot lebih dari 1500 poin pada perdagangan Senin sore, dan merupakan penurunan terbesar dalam sejarah. Indeks Dow Jones dan S&P 500 menghapus rekor 2018, dan mencatatkan hari terburuk sejak Agustus 2011 karena penurunan tersebut menghapus dana lebih dari US$ 4 triliun dari market.

Kecemasan yang telah mengkristal di market terkait dengan rencana kenaikan suku bunga acuan.

Namun banyak pihak yang melihat aksi jual pasar global bukan sebagai alasan untuk panik. Bahkan mereka menilai, kejadian ini membuka peluang untuk membeli saham-saham menarik bagi mereka yang memiliki prospek jangka panjang. Banyak pula analis yang meyakini bahwa koreksi yang telah terjadi, ternyata benar-benar sehat dan memberi peluang tersendiri.

"Kondisi yang terus berlanjut sebenarnya harus menjadi pertanda baik bagi investor. Mungkin ini saat yang tepat untuk masuk ke saham, terutama jika Anda memiliki horizon jangka panjang," jelas Maximilian Kunkel, kepala staf investasi untuk Jerman di UBS Wealth Management.

Mungkin saja, ini merupakan koreksi yang banyak ditunggu-tunggu investor. CEO Julius Baer ​​Bernhard Hodler mengatakan kepada CNBC pekan lalu bahwa, "Cepat atau lambat, saya pikir kita akan mengalami koreksi. Mudah-mudahan koreksinya mencapai 5, 10, 15%."

Membantu investor aktif jangka panjang

Kenaikan tinggi pada pasar saham menyebabkan nilai market lebih bernilai pada setiap titik dalam sejarah, termasuk tahun 1929, 2000 dan 2007, yang disesuaikan dengan inflasi. Hal ini biasanya dikaitkan dengan kombinasi pertumbuhan global berbasis luas dan kebijakan quantitative easing jangka panjang oleh bank sentral menyusul krisis keuangan tahun 2008.

"Kami meyakini, volatilitas market membantu investor aktif jangka panjang karena memungkinkan Anda membeli perusahaan yang Anda inginkan dengan harga yang lebih murah. Kami duduk dan menunggu harga agar kembali naik. Kami menganggap ini sebagai kesempatan untuk membeli lebih banyak daripada panik atau menjual saat terjadi penurunan," jelas Martin Gilbert, co-CEO Standard Life Aberdeen.

Gilbert dan beberapa analis lainnya meminta agar investor menerapkan strategi kepala dingin di tengah kekacauan, dengan alasan penurunan saat ini diperlukan untuk membawa pasar kembali kepada kenyataan.

Chief Market Strategist JP Morgan Asset Management untuk Asia Pasifik, Tai Hui, berpendapat sama.

"Koreksi ini sehat dan merupakan hal yang normal bagi pasar ekuitas untuk mengalami pullback. Penurunan rata-rata tahunan pada tahun tertentu dapat dengan mudah melebihi 10% dan rata-rata masih memberikan return positif setiap tahun," kata Hui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×