kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah terus menguat, Kalbe Farma (KLBF) berjanji tak naikkan harga


Rabu, 06 Februari 2019 / 18:34 WIB
Rupiah terus menguat, Kalbe Farma (KLBF) berjanji tak naikkan harga


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disambut positif oleh Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius. Meskipun, sepanjang 2019 rupiah masih terdepresias, namun levelnya tak lagi setinggi tahun lalu yang sempat tembus Rp 15.000.

Berdasarkan RTI, nilai tukar rupiah hingga Rabu (6/2) sudah terdepresiasi 3,79% sejak awal tahun. Meskipun masih merah, rupiah sudah berhasil bergeser ke bawah Rp 14.000, yakni di Rp 13.922.

"Itu semua senang (penguatan rupiah), karena kita semua berdoa supaya rupiah kuat. Kalau kemarin kan lemah, jadi (kinerja) loyo. Tapi, syaratnya jangan terlalu cepat menguat, bertahap saja dan stabil," kata Vidjongtius, Rabu (6/2).

Menurutnya, penguatan rupiah menjadi kabar bagi bagi perusahaan maupun industri farmasi, di mana bisnis perusahaan sebagian besar masih mengandalkan impor bahan baku. KLBF juga berencana untuk merevisi patokan kurs perusahaan di 2019, jika penguatan rupiah menunjukkan sinyal keberlanjutan.

Asal tahu saja, di akhir 2018 KLBF mematok nilai kurs dalam menetapkan budget anggaran tahun ini di kisaran Rp 14.500-Rp 15.000 per dolar AS. Dengan pertimbangan, hingga akhir tahun lalu, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 14.200 per dolar AS.

"Karena kita buat budget di akhir tahun lalu, jadi kita pasang di level itu. Tapi sekarang kita monitor dulu, kalau tetap kuat kita review dari target lama," ungkapnya.

Vidjongtius belum bisa mengungkapkan level ideal kurs KLBF untuk tahun ini, namun perusahaan memastikan akan bekerja sesua target dan asumsi Rp 14.500 per dollar AS. Namun, penguatan rupiah ke depannya tentu akan berpengaruh pada margin perusahaan sekaligus harga produk KLBF.

"Sekarang (nilai tukar rupiah) rata rata di level Rp 14.000, (kalau penguatan berlanjut) bisa kita pastikan harga enggak jadi naik," jelasnya.

Selain itu, potensi bagi kinerja perusahaan untuk bertumbuh lebih tinggi semakin lebar. Di mana, untuk tahun ini KLBF targetkan pertumbuhan pendapatan bisa di kisaran 5-6%. Meskipun begitu, potensi penguatan rupiah yang signifikan tidak mendorong emiten itu untuk ekspansi masiv di 2019.

"Ekspansi di farmasi itu bisa diukur, karena untuk ikin pabrik saha kita butuh 3-4 tahun, jadi enggak bisa digenjot mendadak, sesuai perencanaan," tuturnya.

Di sisi lain, skema terburuk jika nilai tukar rupiah berbalik arah dan kembali melemah seperti 2018, Vidjongtius mengatakan tak begitu khawatir. Itu karena, perusahaan sudah memiliki cadangan hingga kurs berada di kisaran Rp 15.000 per dolar AS.

"Kita punya skenario lain, jadi sudah kami siapkan tinggal tunggu kapan waktunya eksekusi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×