Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah cukup tertekan sepanjang Maret 2024 dibandingkan sejumlah mata uang. Lemahnya fundamental rupiah hingga ketidakpastian politik menjadi pemberatnya.
Berdasarkan data yang dihimpun KONTAN, rupiah melemah dibandingkan sejumlah mata uang utama.
Penguatan terbesar terjadi pada dolar Kanada yang naik 1,09% MoM terhadap rupiah. Lalu disusul dolar Australia 0,92% MoM, dolar AS 0,88%, Poundsterling 0,71%, dolar Singapura 0,66%, dan Euro menguat 0,45% MoM atas rupiah.
Baca Juga: Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS di Perdagangan Senin (1/4)
Rupiah hanya lebih kuat dibandingkan Franc Swiss dengan penguatan 1,71% MoM dan Yen Jepang dengan penguatan 0,26% MoM.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana melihat, lemahnya rupiah karena fundamentalnya yang cukup lemah. Terlihat dari current account Indonesia yang defisit sehingga menjadi risiko utama dari rupiah.
"Lalu masih adanya ketidakpastian politik dengan adanya gugatan hasil Pemilu, serta belum ada kepastian terkait kebijakan pemerintahan yang baru," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).
Di sisi lain, indeks dolar yang masih bergerak naik akibat 'high for longer' dari The Fed terkait suku bunga. Sehingga membuat rupiah kurang menarik dibandingkan dengan negara-negara dengan current account surplus dan kondisi politik yang stabil.
Baca Juga: Ekonom Prediksi Inflasi pada April 2024 Masih Tinggi, Ini Pemicunya
Walau tertekan, Fikri menilai positif prospek rupiah. Ia menilai masih ada peluang pembalikan, apabila situasi politik di dalam negeri mulai stabil.
Menurutnya, hal itu akan mendorong kepastian asing untuk masuk ke Indonesia.
"Apalagi jika ada teaser dari Prabowo atau Gibran terkait aktivitas yang akan segera dilakukan setelah migrasi di Oktober," katanya.
Selain itu, potensi pembalikan arah seiring potensi pemangkasan suku bunga Fed. Fikri menilai saat suku bunga dipangkas maka indeks dolar akan turun.
"Hanya saja, melihat kemungkinan saat ini, yang mana pemangkasan baru terjadi di Juni, maka dorongan apresiasi terhadap rupiah baru akan membaik di akhir Juni," imbuhnya.
Sebagai informasi, mengutip Bloomberg, Senin (1/4), rupiah spot melemah sekitar 0,24% ke level Rp 15.857 per dolar AS. Senada, rupiah Jisdor melemah sekitar 0,23% ke level Rp15.873 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News