kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Rupiah Tertekan selama Sepekan, Cek Proyeksi 2 Analis untuk Pekan Ini


Senin, 29 September 2025 / 03:27 WIB
Rupiah Tertekan selama Sepekan, Cek Proyeksi 2 Analis untuk Pekan Ini
ILUSTRASI. Untuk pekan depan, analis menuturkan arah rupiah akan banyak dipengaruhi data domestik dan global. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali menghadapi tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu.

Mengutip data Bloomberg, pada Jumat (26/9/2025), rupiah sempat menguat tipis 0,07% ke Rp 16.738 per dolar AS. Namun secara mingguan, rupiah spot justru terkoreksi 0,82% dibanding posisi pekan sebelumnya di Rp 16.601 per dolar.

Mengacu kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga mengalami pelemahan 0,14% ke Rp 16.775 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah Jisdor sudah keok 1,19% dari Rp 16.578 pada pekan lalu.

Faktor Eksternal dan Domestik Tekan Rupiah

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut pelemahan rupiah pekan lalu dipicu kombinasi faktor global dan domestik.

“Dolar AS rebound cukup kuat oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang dianggap hawkish tentang prospek suku bunga,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/9/2025).

Ia menambahkan, data ekonomi AS yang lebih solid—mulai dari revisi PDB kuartal II hingga klaim pengangguran—turut mendukung penguatan dolar.

Dari sisi domestik, Lukman menyoroti isu kebijakan ekonomi pemerintah. “Kekhawatiran seputar kebijakan ekonomi ekspansif pemerintah, defisit fiskal, dan pemangkasan suku bunga oleh BI sangat membebani rupiah,” jelasnya.

Baca Juga: GPEI: Pelemahan Rupiah Jadi Momentum Eksportir Perbanyak Volume

Sementara itu, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menilai penguatan dolar juga dipengaruhi kebijakan perdagangan AS.

“Langkah ini meningkatkan ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, dan memicu pergerakan risk-off di pasar keuangan yang lebih luas,” ujar Ibrahim, Jumat (26/9/2025).

Proyeksi Pekan Ini

Untuk pekan ini, Ibrahim menuturkan arah rupiah akan banyak dipengaruhi data inflasi AS.

“Pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh data indeks harga PCE AS, yang menjadi tolok ukur inflasi pilihan The Fed untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga. Data tersebut akan dirilis Jumat malam dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi inti tetap stabil di bulan Agustus,” imbuhnya.

Sementara itu, Lukman menekankan pekan depan pasar juga akan menantikan sederet rilis data. 

“Dari domestik, ada data inflasi dan perdagangan. Adapun dari eksternal, data tenaga kerja AS (non-farm payrolls),” katanya.

Menurutnya, rupiah masih berpotensi dalam tekanan sehingga intervensi Bank Indonesia akan semakin diperlukan. 

Tonton: Terendah dalam Sejarah, Nilai Tukar Rupiah Tembus 13.000 Per Dollar Singapura

“Pemerintah juga diharapkan memberikan penjelasan untuk menenangkan masyarakat seputar kebijakan ekspansif dan kenaikan suku bunga simpanan dolar AS oleh bank-bank pelat merah,” ujarnya.

Lukman memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.600–Rp 17.000 per dolar AS sepanjang pekan depan. 

Sedangkan Ibrahim menaksir rupiah akan dibuka pada kisaran Rp 16.730–Rp 16.800 per dolar AS.

Selanjutnya: Prediksi IHSG Senin 29 September 2025: Cek Sentimen dan Rekomendasi Analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×