Reporter: Agus Triyono, Sunarti Agustina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rupiah bergerak gontai dalam sepekan ini. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Jumat (12/7), ditutup melemah 0,46% menjadi 9.991 dalam sepekan. Adapun, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) menguat 0,01% menjadi 9.980 dibanding harga pada pekan lalu.
Veni Kriswandi, Head of Trading Commonwealth Bank mengatakan, rupiah dalam sepekan ini mendapatkan sentimen negatif dari aliran arus modal keluar yang cukup besar. Selain itu, rupiah juga tertekan oleh meningkatnya kebutuhan dollar AS dari sejumlah perusahaan di dalam negeri.
Dari sisi global, rupiah juga mendapatkan tekanan dari penguatan dollar AS akibat rilis data non farm payroll AS yang positif. Namun di akhir pekan, tekanan terhadap rupiah sedikit tertahan oleh kebijakan penaikan tingkat suku bunga acuan oleh BI.
Veni memperkirakan, kurs rupiah dalam sepekan ke depan akan bergerak sideways namun cenderung tertekan. Sebab, aliran modal keluar dari Indonesia diprediksi masih akan berlanjut. Tekanan lain, juga masih diakibatkan oleh besarnya kebutuhan dollar AS di dalam negeri.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, di pekan depan rupiah masih diselimuti ketidakpastian. "Namun, BI tetap akan menjaga rupiah tidak menembus hingga 10.000," ujar dia. Prediksi Veni, pasangan USD/IDR sepekan bergerak di kisaran 9.950- 9.990. Proyeksi Albertus, pairing USD/IDRĀ di 9.972-10.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News