Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. NIlai tukar rupiah melemah cukup tajam di hadapan dollar AS. Sentimen global dari terkoreksinya nilai impor China menjadi beban pergerakan mata uang garuda.
Di pasar spot, Selasa (13/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 1,72% dari sehari sebelumnya menjadi Rp 13.638. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupaih melemah 0,6% ke level Rp 13.557 per dollar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi setelah data impor China dalam yuan mengalami kontraksi 17,7% di bulan September setelah bulan sebelumnya juga turun 14,3%. Sementara suprlus neraca perdaganagn negeri Tiongkok sebesar 376,2 miliar yuan atau US$ 59,4 miliar.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk mengatakan, masih lesunya aktivitas impor China hingga bulan September 2015 menjadi sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi global kemungkinan besar belum akan stabil.
Pasalnya, penurunan impor China akan menekan harga komoditas, mengingat Negeri Panda itu merupakan importir komoditas terbesar di dunia. Sementara Indonesia menjadi salah satu eksportirnya. "Oleh karena itu sentimen dari Tiongkok berdampak negatif terhadap pasar saham dan nilai tukar rupiah," ujarnya.
Sementara dari dalam negeri sendiri, pasar cenderung wait and see menjelang rilis neraca perdagangan Indonesia serta rapat Dewan Gubernur BI pekan ini.
Lantaran sepinya sentimen positif dalam negeri, rupiah pun tak mampu bertahan dengan pukulan sentimen global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News