Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah tak bertenaga hari ini (13/10). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.11 WIB, rupiah keok hingga 1,3% menjadi 13.578 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 12 Agustus lalu.
Meski demikian, di sepanjang bulan ini, penguatan rupiah sudah mencapai 7,8% setelah perkasa hingga 9,1% pada pekan lalu.
Sementara itu, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi 13.577 atau melemah dari posisi kemarin di level 13.466 per dollar AS.
Pelemahan rupiah dipicu oleh spekulasi bahwa penguatan rupiah yang tinggi pada pekan lalu sudah cukup besar dan tidak disokong oleh fundamental.
"Ini bisa dinamakan koreksi teknikal," jelas Wiling Bolung, head of balance-sheet trading PT Bank ANZ Indonesia di Jakarta kepada Bloomberg. Dia menambahkan, saat ini permintaan dollar dari pihak korporasi masih ada dan ada sejumlah sinyal the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.
Tsutomu Soma, manager of fixed income business unit Rakuten Securities Inc di Tokyo berpendapat sama. "Pelemahan rupuah merupakan koreksi pasar setelah mengalami reli tinggi. Tidak ada perubahan dari sisi fundamental di Asia Tenggara," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News