Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Setelah menguat, kurs rupiah anjlok. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (22/10), menguat 4,03% menjadi 11.291 dibandingkan sehari sebelumnya. Sebaliknya, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) malah ditutup melemah 0,10% menjadi 11.341.
Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah mendapatkan banyak tekanan dari arus modal keluar (net sell) asing dari pasar saham domestik yang mencapai Rp 1 triliun.
Tekanan lain juga datang dari aksi ambil untung alias profit taking yang dilakukan oleh investor setelah penguatan rupiah beberapa hari terakhir. Dalam sepekan, di kurs tengah BI, rupiah telah menguat sebesar 1,16% terhadap dollar AS.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures menambahkan, hari ini, pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan di AS yang dirilis tadi malam. Jika data tersebut disambut positif oleh pasar, dollar AS akan menguat dan rupiah bisa kembali terkoreksi. Sebaliknya, jika data ketenagakerjaan AS yang dirilis ternyata negatif, maka dollar AS akan tertekan dan rupiah berpotensi menguat.
Rully melihat, spekulasi pasar terhadap penundaan pemangkasan stimulus moneter di AS oleh The Federal Reserve akan menguntungkan rupiah, hari ini. Survei Bloomberg menunjukkan, kemungkinan pemangkasan stimulus moneter baru akan dilakukan Maret 2014. AS masih harus menunggu ekonomi lebih stabil pasca krisis anggaran. Prediksi Rully, hari ini, rupiah akan menguat ke 10.900-11.300. Prediksi Albertus, rupiah akan bergerak di rentang 11.375- 111.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News