Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kepercayaan pelaku pasar yang meningkat terhadap ekonomi Tanah Air jadi katalis utama pendongkrak rupiah. Alhasil, mata uang Garuda berhasil menguat ke bawah level Rp 13.300 per dollar AS.
Di pasar spot, Kamis (9/2), nilai tukar rupiah menguat 0,24% dari hari sebelumnya ke level Rp 13.295 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, rupiah terapresiasi 0,22% ke posisi Rp 13.308 per dollar AS.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, lembaga pemeringkat Moody's menaikkan peringkat utang Indonesia dari stabil menjadi positif. Tentunya hal ini semakin menambah daya tarik Indonesia di mata pelaku pasar global.
“Artinya kan kondisi fundamental ekonomi kita positif dan berhasil menjamin adanya return yang bagus dan risiko yang minim. Jelas ini bagus di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian,” jelas Reny. Terbukti, dana asing yang masuk ke pasar tanah air ikut meningkat. Wajar faktor ini menyuntikkan tenaga bagi rupiah.
Apalagi jika berkaca dari sisi eksternal, belum ada katalis signifikan yang bisa mendopang dollar AS. Itu sebabnya, rupiah unggul tehadap dollar AS. Ditambah pula sajian data ekonomi Jepang yang positif, turut memberikan angin segar bagi mata uang Asia, termasuk rupiah.
Reny memperkirakan, penguatan rupiah berpotensi berlanjut. Peluang tersebut akan semakin besar jika data klaim pengangguran mingguan AS membengkak dari 246.000 menjadi 249.000 seperti dugaan pasar.
“Kans rupiah terjaga di bawah level Rp 13.300 per dollar AS terbuka lebar,” tutur Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News